Miris! Korut Krisis Pangan & Banyak Warga yang Mati Kelaparan

Miris! Korut Krisis Pangan & Banyak Warga yang Mati Kelaparan

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Minggu, 18 Jun 2023 10:06 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memamerkan sejumlah hulu ledak nuklir terbaru yang berukuran kecil. Hulu ledak itu bernama Hwasan-32.
Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un -Foto: KRT/via Reuters TV
Jakarta -

Korea Utara (Korut) dilaporkan sedang mengalami krisis pangan dan berakibat kelaparan ekstrim. Saking parahnya, tak sedikit warga Korut yang ditemukan sudah meninggal dunia.

Dikutip dari BBC, Minggu (18/6/2023), krisis pangan ini bermula pada 27 Januari 2020 ketika Korut memutuskan untuk menutup perbatasan sebagai respons atas pandemi COVID-19.

Kondisi ini membuat banyak komoditas makanan dan barang tak bisa masuk. Padahal Korut merupakan negara yang belum mampu menghasilkan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan 26 juta penduduknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu pemerintah menghentikan impor biji-bijian dari Cina, pupuk dan mesin yang dibutuhkan untuk bercocok tanam. Korut juga menutup akses bantuan kemanusiaan dari sejumlah negara.

Seorang wanita yang tinggal di Pyongyang menyampaikan jika ada sebuah keluarga yang terdiri dari tiga orang mati kelaparan di rumah. "Kami mengetuk pintu mereka untuk memberi mereka air, tapi tidak ada yang menjawab. Ketika pihak berwenang masuk ke dalam, mereka menemukan mereka tewas," kata Ji Yeon (nama samaran) kepada BBC.

ADVERTISEMENT

Dia menyebutkan jika keluarganya tidak pernah kekurangan makan, dan belum lama ini orang-orang mengetuk pintunya meminta makanan karena mereka sangat lapar.

Dari Pyongyang, Ji Yeon memberi tahu BBC bila dia pernah mendengar tentang orang-orang yang memilih untuk bunuh diri di rumah atau menghilang ke gunung untuk mati karena mereka tidak bisa lagi mencari nafkah.

Sementara itu, seorang pekerja konstruksi yang tinggal di dekat perbatasan Cina mengatakan persediaan makanan sangat sedikit di kawasan tempat tinggalnya, sehingga lima orang di desanya telah meninggal karena kelaparan.

"Awalnya saya takut mati karena COVID-19, tapi kemudian saya mulai khawatir mati kelaparan," kata pria yang diberi nama samaran Chan Ho.

Di sisi lain pimpinan Korut Kim Jong Un telah mengisyaratkan keseriusan situasi krisis pangan yang dialami negaranya itu. Ia bahkan sempat melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi pertanian.

Meski begitu, ironisnya dia tetap memprioritaskan pendanaan program senjata nuklir daripada memecahkan masalah pangan yang ada. Diperkirakan total biaya yang diperlukan untuk menguji senjata nuklirnya ini lebih dari US$ 500 juta (Rp 7,5 triliun).

(kil/kil)

Hide Ads