Korea Utara krisis pangan. Bahkan banyak warga yang meninggal dunia karena kelaparan. Dikutip dari BBC disebutkan krisis ini disebabkan karena Kim Jong Un menutup perbatasan sebagai respons pandemi COVID-19.
Korea Utara mulai menutup total pintu perbatasannya pada 27 Januari 2020 hingga saat ini. Kondisi ini membuat banyak komoditas makanan dan barang tak bisa masuk.
Padahal Korut merupakan negara yang belum mampu menghasilkan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan 26 juta penduduknya. Sebagian besar kebutuhan pangannya didapat melalui impor dari China dan sejumlah bantuan kemanusiaan dari berbagai negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu pemerintah Korut masih sangat mengandalkan impor biji-bijian dari Cina, pupuk dan mesin yang dibutuhkan untuk bercocok tanam. Namun semua itu terhenti imbas pandemi dan penutupan perbatasan yang sedari awal sudah sangat ketat di jaga.
Para warganya yang sejak dulu diisolasi dari dunia luar, semakin terkurung di kota mereka. Bahkan para penjaga diperintahkan untuk menembak siapa pun bahkan yang mendekati perbatasan.
Akibatnya, krisis pangan yang parah tidak dapat terhindarkan dan tidak sedikit warga negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu mati krisis pangan.
Sementara itu, seorang pekerja konstruksi yang tinggal di dekat perbatasan Cina mengatakan persediaan makanan sangat sedikit di kawasan tempat tinggalnya, sehingga lima orang di desanya telah meninggal karena kelaparan.
"Awalnya saya takut mati karena Covid, tapi kemudian saya mulai khawatir mati kelaparan," kata pria yang diberi nama samaran Chan Ho.
(kil/kil)