Mengenal Retail: Fungsi, Jenis, Sistem Kerja

Mengenal Retail: Fungsi, Jenis, Sistem Kerja

Ni Luh Made Yari Purwani Sasih - detikFinance
Senin, 19 Jun 2023 05:17 WIB
Perum Bulog mulai menyalurkan daging kerbau beku impor ke ritel-ritel kecil seperti Alfamidi hingga Indomaret. Masyarakat bisa membeli daging kerbau di ritel-ritel tersebut harganya dipatok Rp 80.000 per kilogram, Jumat (14/4/2023).
Ilustrasi retail. Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Retail adalah penjualan barang eceran dengan tujuan memenuhi keperluan sehari-hari para konsumen. Kebanyakan pebisnis telah menggunakan sistem retail untuk menyasar pasar yang lebih luas.

Di era perkembangan ekonomi yang semakin pesat, sebagian orang pasti sudah tidak asing lagi dengan bisnis retail. Bahkan bisa jadi, Detikers telah atau sedang ingin memulai bisnis retail sendiri.

Jika iya, apakah sobat Detikers tahu makna retail lebih mendalam? Yuk intip serba-serbinya di sini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Retail

Dikutip dari situs perusahaan pembiayaan, retail berasal dari bahasa Perancis ritellier yang berarti membagi menjadi bagian lebih kecil. Sedangkan, dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia, retail bisa juga diartikan sebagai eceran.

Dapat diartikan, bisnis retail adalah usaha yang menjual jasa dan barang eceran (satuan). Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat dan tidak untuk diperjualbelikan kembali.

ADVERTISEMENT

Unit retail akan membeli produk dalam jumlah besar dari grosir. Produk kemudian dijual kembali dalam jumlah kecil kepada masyarakat sebagai pembeli akhir.

Fungsi Retail

Retail memiliki fungsi penting untuk meningkatkan nilai produk dan jasa yang dijual pada konsumen. Berikut fungsinya lebih lengkapnya.

Penyedia Produk Barang dan Jasa

Retail berusaha menyediakan kebutuhan konsumen berupa produk dan jasa yang variatif.

Memecah Ukuran Produk

Retail dapat memecah beberapa ukuran produk menjadi lebih kecil.

Menyimpan Stok Perusahaan

Retail juga dapat menjadi gudang penyimpanan stok/persediaan dengan ukuran yang lebih kecil (holding inventory).

Penghasil Jasa

Retail mampu memudahkan konsumen dengan menyediakan sebuah jasa (providing service).

Meningkatkan Produk dan Jasa

Kehadiran retail akan membantu menambah nilai barang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Jenis Retail

Retail Toko (Store Retailing)

Retail toko terdiri dari berbagai macam jenisnya. Specialty Store (Toko Khusus) misalnya. Toko khusus menjual lini produk tertentu.

Kemudian, ada yang disebut dengan Department Store (Toko Serba Ada). Toko ini menjual produk eceran dari berbagai macam lini produk. Biasanya toko seperti ini mempunyai volume usaha yang besar, kondisi keuangannya kuat, dan badan hukumnya berbentuk PT maupun CV.

Selanjutnya ada Convenience Store (Toko Kebutuhan Sehari-hari). Toko ini relatif kecil dan terletak di daerah pemukiman. Produk yang dijual erat dengan kebutuhan harian, seperti minuman, makanan ringan, rokok, dll.

Selain itu juga ada Pasar Swalayan (Supermarket). Toko ini memiliki operasi relatif besar, Swalayan dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen, seperti produk-produk bahan makanan, minuman kaleng, hingga produk-produk perawatan rumah tangga.

Retail Bukan Toko (Non-Store Retailing)

Retail bukan toko juga kerap menjadi pilihan untuk bisnis retail ini. Tanpa adanya toko, penjual masih dapat menawarkan produknya melalui:

Penjualan Langsung (Direct Selling)

Penjualan Langsung biasanya dilakukan dengan cara berkeliling untuk mencari pelanggan.

Penjualan Pintu ke Pintu (One to One selling)

Penjualan dalam bentuk ini biasanya penjual mengunjungi dan mencoba menjual produk ke satu pembeli yang dianggap potensial.

Penjualan Satu ke Banyak (One to Many Selling)

Seorang pedagang datang untuk mendemonstrasikan produk kepada beberapa kelompok konsumen.

Organisasi retail (Retailer Organization)

Organisasi retail adalah kelompok retail independen yang didukung oleh satu pedagang besar, misalnya:
Jaringan Sukarela (Voluntary Cooperative)

  • Koperasi Retail (Retailing Cooperative)
  • Koperasi Konsumen (Consumer Cooperative)
  • Organisasi Waralaba (Franchise Organization).

Sistem Kerja Retail

Sistem kerja retail berkaitan dengan proses yang terlibat dalam mengoperasikan bisnis ritel yang meliputi:

Membuat Perencanaan Internal

Menjalankan bisnis retail yang sukses mengharuskan pengusaha untuk menetapkan perencanaan internal. Baik secara tujuan perusahaan maupun kualitas SDM setiap karyawannya.

Melakukan Riset Pasar

Dengan melakukan riset pasar, perusahaan dapat mempelajari perilaku konsumen, memastikan permintaan produk, dan menemukan promosi kepada calon pelanggan.

Merancang logistik

Retail harus menentukan bagaimana cara pemesanan hingga penyimpanan produk. Perlu dipastikan produk aman dan barang tidak ada yang cacat agar tidak mengecewakan konsumen.

Menetapkan target keuangan

Retail perlu menetapkan target pendapatan dengan terus mengembangkan strategi untuk mencapai keuntungan.

Menentukan lokasi

Lokasi menjadi hal yang penting dalam sebuah usaha retail. Mulai dari menentukan lokasi toko offline hingga penentuan e-commerce terbaik.

Menentukan patokan harga

Retail harus mencari distributor yang menawarkan barang dengan memenuhi standar harga yang kompetitif.

Menetapkan kualitas layanan

Retail perlu membangun reputasi dengan menjaga konsistensi kualitas layanan.

Menetapkan strategi promosi dan pemasaran

Retail dapat mempromosikan produk mereka untuk menarik pelanggan dengan mengadakan diskon maupun memposting di media sosial.

Memberikan pelayanan yang memuaskan

Bisnis retail wajib memberikan pengalaman terbaik kepada pelanggan, menerima dan menindaklanjuti keluhan, serta menyediakan layanan lainnya yang dapat membuat pelanggan nyaman.

Contoh Bisnis Retail

- Toko Kelontong

Toko kelontong atau warung sembako kecil adalah salah satu contoh ritel yang mudah ditemukan di sekitar masyarakat. Retail ini menjual berbagai kebutuhan, seperti makanan dan minuman, kebutuhan rumah tangga, dan masih banyak lagi.

- Kedai Kopi

Kedai kopi menjadi bisnis sangat menjamur belakangan ini. Selain menjual kopi, Kedai Kopi juga kadang kala dilengkapi dengan menu-menu lainnya, seperti cemilan dan makanan berat.

- Toko Furniture

Toko furniture tentu menjadi salah satu usaha retail yang tidak akan ada habisnya. Mengingat, perubahan dan perkembangan furniture akan selalu diikuti oleh masyarakat.

Perbedaan Bisnis Ritel dengan Grosir

Meskipun terlihat memiliki kesamaan karena sama-sama menjual kebutuhan masyarakat. Ternyata grosir dan bisnis ritel memiliki pengertian yang berbeda, yaitu:

Tujuan Penjualan

Retail lebih berfokus pada konsumen akhir, yang mana barang dan jasa yang ditawarkan hanya untuk konsumsi pribadi. Sedangkan, grosir menjual barang dan jasa yang kemudian dapat dijual kembali oleh para pedagang eceran.

Harga Produk

Harga grosir biasanya akan lebih murah karena produk yang dibeli bertujuan untuk dijual kembali. Selaras dengan harga yang murah tersebut, pihak grosir umumnya menetapkan jumlah produk yang dibeli berupa dus, keratan, dll.

Target Pasar

Target pasar grosir lebih diperuntukkan bagi pelaku usaha skala kecil, seperti toko kelontong. Sedangkan retail hanya menyasar setiap individu masyarakat.

Nah, itulah tadi pengertian, fungsi, jenis, sistem kerja, contoh, dan perbedaan antara retail dengan grosir. Semoga bermanfaat ya, Detikers!




(row/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads