Bank Mandiri selaku bank terbesar di Indonesia berkomitmen mendukung pelestarian ekosistem laut dalam kerangka kerja Environment, Social, and Governance (ESG). Hal ini dilakukan untuk mencapai SDGs, khususnya tujuan ke-14, yakni ekosistem laut (life below water).
Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki sumber daya laut yang besar. Namun, ada tanggung jawab yang besar pula untuk menjaga kelestariannya.
Diketahui, ekosistem laut mencakup 71% ekosistem bumi. Oleh karena itu, pelestariannya menjadi kunci dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Untuk mendukung pelestarian tersebut, Bank Mandiri menghadirkan sebuah inisiatif berupa kolaborasi dengan kelompok nelayan Bangsring Underwater untuk mengembangkan kawasan ekowisata di perairan Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur. Kolaborasi berupa penanaman atau transplantasi 1.000 bibit terumbu karang ini dilakukan pada 16 Maret 2023 di destinasi wisata yang dikenal dengan singkatan 'Bunder' tersebut.
"Penanaman ini merupakan kolaborasi kami dengan komunitas nelayan di Bangsring untuk merehabilitasi ekosistem biota laut di perairan selat Bali dan mengembalikan masa depan Desa Bangsring," ujar Vice President Bank Mandiri I Gede Arimbawa Yasa dalam keterangan tertulis, Selasa (27/6/2023).
Keterlibatan Bank Mandiri di kawasan Bangsring Underwater tak hanya sebatas pada aspek lingkungan berupa penanaman terumbu karang saja. Sebelumnya, Bank Mandiri telah melakukan inisiatif dari aspek Sosial. Inisiatif yang mendukung pilar kedua ESG ini dilakukan Bank Mandiri sebagai upaya membangkitkan ekonomi warga Bangsring yang sempat terpuruk.
Arimbawa menjelaskan pihaknya mendukung diversifikasi usaha di wilayah tersebut dengan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada warga setempat. Hingga Oktober 2022, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR kepada 120 orang dari total 200 nelayan yang ada di Desa Bangsring.
Bank Mandiri juga mendukung pengembangan Desa Wisata Bangsring dengan memberikan bantuan tiga fasilitas dalam skema Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) pada 11 Juni 2022 lalu.
Ketiga bantuan fasilitas itu meliputi gerbang Desa Wisata Bangsring dan fasilitas alat bilas untuk wisatawan selepas wisata snorkeling atau diving. Bank Mandiri juga menyumbangkan perahu beralas kaca atau perahu bottom glass untuk monitoring kondisi terumbu karang.
"Berbagai bentuk dukungan untuk Bangsring Underwater ini merupakan langkah Bank Mandiri menjalankan amanat SDGs yang ditetapkan PBB, sekaligus sebagai bentuk komitmen kami melakukan kegiatan yang memperhatikan lingkungan demi keberlanjutan," papar Arimbawa.
Sementara itu, Pendiri Bangsring Underwater Ikhwan Arief mengungkapkan kawasan perairan di Selat Bali mengalami kerusakan parah pada dekade 1980-an. Kerusakan yang disebabkan oleh sejumlah faktor manusia membuat terumbu karang di perairan tersebut rusak parah dan populasi ikan terus berkurang. Pada akhirnya hal ini turut berdampak pada perekonomian nelayan di sekitarnya.
"Para nelayan di Desa Bangsring melakukan aktivitas penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Ada yang menangkap ikan menggunakan bom ikan atau racun seperti sianida dan itu terjadi sejak 3 generasi sebelum kami," ujar Ikhwan.
Menyadari kekeliruan tersebut, kelompok Bangsring Underwater mengubah pola pikir nelayan untuk melakukan pola tangkap berkelanjutan. Sejak 2008, kata Ikhwan, pihaknya melakukan aktivitas penyelamatan ekosistem laut, salah satunya penanaman terumbu karang.
"Hasilnya mulai terlihat, pada tahun 2014 tutupan terumbu karang itu sudah baik, jumlah ikan yang ada di Selat Bali mulai meningkat menjadi 70% dari sebelumnya," imbuh Ikhwan.
Menurutnya, peningkatan ekosistem terumbu karang, populasi ikan, serta biota laut lainnya di perairan tersebut telah menyedot minat banyak orang untuk menikmati keindahan bawah laut Bangsring. Peluang itu pun ditangkap komunitas nelayan Bangsring Underwater untuk memanfaatkan kawasan konservasi terumbu karang seluas 15 hektare menjadi destinasi wisata dengan konsep edukasi dan konservasi.
Hadirnya ekowisata Bangsring Underwater membuat para nelayan yang sebelumnya hanya bergantung pada usaha penangkapan ikan kini punya berbagai alternatif mata pencaharian baru.
"Ada yang menjadi petugas, ada yang menjadi guide, nahkoda kapal, ada yang membuka warung, dan lainnya," pungkasnya.
Simak Video "Video: Melihat Drone Canggih yang Dianggap Berharga Peneliti Australia"
(ega/ega)