Pantang Nyerah! Konglomerat China 27 Kali Gagal Ujian Masuk Universitas

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 27 Jun 2023 20:30 WIB
Ilustrasi Pendidikan - Foto: Getty Images/iStockphoto/Liliboas
Jakarta - Pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi setiap orang. Maka itu, banyak orang mati-matian untuk meraihnya. Hal itu seperti yang terjadi di China, seorang konglomerat mengaku gagal ujian untuk masuk universitas sebanyak 27 kali.

Dikutip dari BBC, Selasa (27/6/2023), Liang Shi, pria berusia 56 tahun mendapatkan skor 424 dari 750 poin. Dengan skor itu, dia tak bisa mendaftar ke universitas di China.

Liang menjadi perhatian media lokal karena mengikuti ujian masuk universitas bersama 13 juta orang lainnya. Dia telah mengikuti ujian puluhan kali sejak 1983, Liang mengatakan kepada media lokal bahwa dia kecewa dengan hasil tahun ini. Ia pun bertanya-tanya apakah dia bisa mewujudkan mimpinya.

"Saya dulu mengatakan 'Saya hanya tidak percaya saya tidak akan berhasil', sekarang saya bingung," katanya dikutip dari BBC, Selasa (27/6/2023).

Gaokao atau ujian masuk perguruan tinggi di China terkenal sulit. Pada ujian ini, para siswa lulusan sekolah menegah atas diuji bahasa China, matematika, Inggris, sains dan humaniora.

Data pemerintah China menunjukkan hanya 41,6% kandidat yang diterima di universitas atau perguruan tinggi pada tahun 2021.

Gaokao dipandang sebagai peluang sukses, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga miskin. Tes tersebut telah menjadi fokus pada sistem pendidikan di China sejak 1950-an. Meski, sistem itu ditangguhkan selama Revolusi Kebudayaan.

Liang mengatakan dirinya selalu bermimpi untuk diterima di universitas bergengsi dan menjadi seorang intelektual. Setelah gagal dalam percobaan pertamanya pada tahun 1983 ketika dia berusia 16 tahun, Liang melakukan berbagai pekerjaan namun terus melamar setiap tahun hingga tahun 1992. Sebab, ia dianggap terlalu tua.

Setelah pabrik tempatnya bekerja bangkrut pada tahun yang sama, Liang memulai bisnis toko kayunya sendiri pada pertengahan 1990-an. Dia menjadi pengusaha yang jauh lebih sukses daripada seorang siswa. Ia menghasilkan satu juta yuan dalam satu tahun dan kemudian memulai bisnis bahan bangunan.

Pada tahun 2001 pemerintah China menghapus batasan usia untuk Gaokao. Liang pun memulai kembali perjalanan pendidikannya. Dia hanya melewatkan ujian tahunan karena kesehatan yang buruk atau jadwal kerja yang padat.

"Saya pikir sangat disayangkan jika Anda tidak kuliah, hidup Anda tidak akan lengkap tanpa pendidikan tinggi," katanya.

Namun, Liang mengatakan tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia mulai merasa kalah. "Saya telah mempertimbangkan apakah saya harus melanjutkan," katanya.

"Mungkin aku memang perlu merenungkan diriku sendiri," tambahnya. Pada kesempatan lain, Liang pesimis untuk mengikuti tes tahun depan. "Saya mungkin menyerah (tahun depan)," katanya.




(acd/kil)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork