Pengembang permainan Pokemon Go, Niantic, memberhentikan 230 karyawan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengatur ulang bisnis saat bergulat dengan ketidakpastian ekonomi saat ini.
Dalam sebuah surat pengumuman kepada stafnya, CEO Niantic John Hanke menerangkan tak hanya menghentikan ratusan karyawan, tetapi juga menutup studio di Los Angeles, menghentikan permainan NBA All-World, dan setop produksi Marvel: World of Heroes.
Hanke mengakui sebelumnya perusahaannya sangat banyak merekrut karyawan dan berinovasi dalam menciptakan permainan. Hal itu dilakukan demi menyesuaikan tingginya permintaan saat pandemi COVID-19, di mana saat itu masyarakat harus mengisolasi diri di dalam rumah dan banyak menghabiskan waktu dengan bermain games.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah lonjakan pendapatan yang kami lihat selama Covid, kami meningkatkan jumlah karyawan dan pengeluaran terkait untuk mengejar pertumbuhan lebih agresif, memperluas tim game yang ada, kerja platform AR kami, proyek game baru, dan peran yang mendukung produk dan karyawan kami," tulis Hanke dalam pengumumannya dikutip dari CNN, Sabtu (1/7/2023).
Baca juga: Majalah National Geographic PHK Massal |
Kini pendapatan perusahaan tidak sepadan dengan investasi yang telah dilakukan sejak pandemi COVID-19 hingga saat ini. Untuk itu perusahaan berupaya untuk menjaga pengeluaran dan menargetkan keuntungan untuk jangka panjang agar perusahaan tetap sehat.
"Pendapatan kami kembali ke level sebelum Covid dan proyek baru dalam game dan platform belum menghasilkan pendapatan yang sepadan dengan investasi tersebut," tambahnya
"Perusahaan sekarang menghadapi pasar augmented reality yang berkembang lebih lambat dari yang diperkirakan, karena tantangan teknologi dan karena pemain yang lebih besar memperlambat investasi mereka mengingat lingkungan makro," lanjutnya.
Hanke menerangkan upaya yang dilakukan perusahaan saat ini sebagai bagian perusahaan menjaga agar Pokemon Go tetap sehat dan berkembang serta bertahan selamanya.
Menurut catatan Layoffs.fyi secara total 211.630 orang di industri teknologi telah di-PHK tahun ini. Angka itu sudah melampaui angka 164.709 yang tercatat pada 2022.
(ada/ara)