Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta petani menggunakan pupuk organik karena pasokan pupuk kimia kurang. Menurutnya, hasil pertanian yang menggunakan pupuk organik juga cukup bagus.
"Pupuk organik harus menjadi bagian, selalu saja orang terbiasa oleh pupuk kimia yang subsidi itu. Dan ini saya ingin ingatkan pak kadis seluruh kota dan kabupaten jangan main-main dengan pupuk, pasti saya masukan ke penjara," katanya dalam forum diskusi bertajuk Meskipun El Nino Bisa Panen, Selasa (4/7/2023)
Syahrul mengungkap pasokan pupuk di dalam negeri memang kurang. Kebutuhan pupuk mencapai 28 juta ton, sementara kemampuan produksi dalam negeri hanya 9 juta ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan langka, kurang. Oleh karena itu tidak semua harus dengan, dengan cara menggunakan pupuk (organik)," jelasnya.
Ia mengatakan di masing-masing daerah kebutuhan pupuk untuk lahan pertanian memang beda-beda. Ia mendorong agar petani juga berinovasi untuk menggunakan sebagian pupuk kimia atau subsidi dan sebagian lagi dengan pupuk organik.
"Di beberapa tempat saya turun berapa 22 sak, banyak banget. Di beberapa saya turun 12 sak, tetapi di tempat lain 6 sak cukup per hektare. Berarti ini harus ada penyuluhan lebih kuat tidak boleh tidak ngerti," tuturnya.
"Ada bahkan di tempat terakhir dengan Pak Presiden, dia (daerah) sekarang menggunakan pupuk kimia pertama 50% pupuk organik 50%, naik 70%-80% pupuk organik tinggal 20% kimia. Ada 60% dan 40% kimia, bisa ko bagus hasilnya," terangnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga pernah menyinggung soal kekurangan pupuk di dalam negeri. Menurutnya kekurangan pasokan pupuk ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Ia menyebut, semua negara mengalami permasalahan yang sama.
"Tadi di depan sudah saya sampaikan bahwa pupuk itu kurang di semua negara. Semua negara berebutan bahan baku pupuk dari Rusia, dari Ukraina dan negara lain," kata Jokowi saat tanam padi di Tuban, Kamis (6/4/2023).
Tak hanya itu, Jokowi juga menyebut, produksi pupuk di Tanah Air selama ini masih kurang. Hal ini membuat pupuk menjadi rebutan.
"Dan juga produksinya kita ini masih kurang, sehingga di tingkat petani baik petani beras, hortikultura dan yang lain rebutan yang namanya barang yang namanya pupuk," imbuhnya.
(ada/ara)