Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan, jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia di Amerika Serikat (AS) turun pada Mei kemarin. Jumlah lowongan kerja turun menjadi 9,82 juta pada akhir Mei, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya 10,3 juta.
Dikutip dari CNN, Jumat (7/7/2023), adapun jumlah karyawan baru naik menjadi 6,21 juta dari 6,1 juta, karyawan berhenti 4,02 juta dari 3,77 juta dan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 1,56 juta dari sebelumnya 1,59 juta.
Sementara, Federal Reserve berharap lebih banyak kelonggaran di pasar tenaga kerja. Sebab, ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran pekerja dapat menyebabkan upah naik dan pada akhirnya menambah tekanan inflasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala ekonom dari situs kerja online ZipRecruiter, Julia Pollak menyebut, pada akhir Mei posisi untuk pembukaan 40% lebih tinggi, PHK 21% lebih sedikit, dan berhenti 15% di atas level Februari 2020.
"Ini masih merupakan pasar tenaga kerja yang sangat kuat," katanya.
Ia menyebut, dengan posisi pekerja berhenti di atas level 4 juta untuk pertama kalinya sejak Desember menunjukkan jika pekerja terus memiliki pengaruh di pasar kerja ini.
"Ini jelas menunjukkan bahwa pemberi kerja terus sedikit terikat dan kesulitan merekrut dan mempertahankan pekerja," kata Pollak.
"Banyak perusahaan telah memberikan kenaikan gaji yang besar kepada para pekerja; tetapi dalam istilah yang disesuaikan dengan inflasi, mereka benar-benar melihat pendapatan riil mereka turun, dan pekerja masih mencari pekerjaan berupah lebih tinggi yang akan memulihkan daya beli mereka," jelasnya.
Simak juga Video 'Geger Penemuan Kokain di Kantor Presiden AS!':