Ekonomi Membaik, Komut BNI Minta Pelaku Bisnis Waspada Situasi Global

Ekonomi Membaik, Komut BNI Minta Pelaku Bisnis Waspada Situasi Global

Erika Dyah Fitriani - detikFinance
Senin, 10 Jul 2023 14:00 WIB
Gedung BNI
Foto: Dok. BNI
Jakarta -

Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Agus D.W. Martowardojo menilai perekonomian Indonesia yang menunjukkan pemulihan positif memberi optimisme bagi pelaku ekonomi RI. Terlebih dengan status pandemi COVID-19 yang ditetapkan sebagai endemi.

"Sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia yang semakin membaik, kami pun terus mendorong BNI untuk dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan pencapaian kinerjanya hingga akhir tahun 2023," kata Agus dalam keterangan tertulis, Senin (10/7/2023).

Agus menjelaskan momentum pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut hingga akhir 2022, dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2022 mencapai 5,01%. Hal ini berdampak pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,31% sepanjang 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemulihan ekonomi terus berlanjut pada kuartal I-2023 dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan ekspor mencapai 5%. Namun, Agus menilai situasi pandemi yang berangsur membaik di periode pascapandemi masih perlu diwaspadai karena ada dampak situasi global lainnya.

Beberapa situasi global yang dimaksud antara lain, kenaikan suku bunga The Fed, guncangan perbankan di Amerika Serikat, kondisi geopolitik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung, tekanan pada sektor properti di China, serta kebijakan-kebijakan moneter sejumlah negara dalam upaya menghadapi inflasi dan stagflasi yang pengaruh terhadap tren pertumbuhan ekonomi ke depan.

ADVERTISEMENT

Agus menegaskan kondisi tersebut perlu diwaspadai bagi para pelaku bisnis di Indonesia pada umumnya. Serta dampaknya pada portofolio perbankan, khususnya BNI.

Apalagi beberapa negara masih mengalami perlambatan ekonomi di sepanjang tahun 2022 dan proyeksi tahun 2023 yang masih uncertain.

"Maka dari itu, peran aktif dari segenap pemangku kepentingan di industri perbankan diperlukan dalam menghadapi dampak yang volatil dari perekonomian global," pungkasnya.




(anl/ega)

Hide Ads