Bank Dunia (World Bank) memperkirakan sektor pertanian merupakan yang paling terpukul akibat adanya perubahan iklim (climate change). Hal itu menjadi risiko besar bagi masa depan pangan Indonesia karena dampak negatifnya akan terasa pada pertumbuhan produktivitas pertanian.
Hal itu terlihat dalam laporan Bank Dunia berjudul 'Food Security in Indonesia: Challenge and Way Forward', dikutip Selasa (11/7/2023).
"Pertanian menjadi salah satu sektor yang diperkirakan paling terpukul oleh perubahan iklim. Perubahan iklim menghadirkan risiko besar bagi masa depan pangan Indonesia," tulis laporan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adanya perubahan iklim semakin menambah tantangan yang dihadapi Indonesia dalam membangun sistem pangan modern untuk ketahanan pangan yang menurut Bank Dunia ada 3. Tantangan itu yakni keterjangkauan, keberlanjutan dan kecukupan gizi.
"Tiga tantangan utama yang dihadapi Indonesia untuk membangun sistem pangan modern demi perekonomian yang lebih sejahtera: keterjangkauan, keberlanjutan, kecukupan gizi," kata Bank Dunia.
Tantangan itu, kata Bank Dunia, menyusul setelah adanya pencapaian besar dalam ketahanan pangan Indonesia. Salah satunya adanya peningkatan pada kapasitas produksi pangan.
"Antara tahun 1970 dan 2018, produksi pangan di Indonesia tumbuh 5,4 kali lipat, sedangkan jumlah penduduk tumbuh 2,3 kali lipat," bebernya.
Data Bank Dunia juga menunjukkan kekurangan gizi telah menurun tajam dalam dua dekade terakhir. Prevalensi kurang gizi Indonesia pada 2017-2019 mencapai 9%, turun jauh dibandingkan tahun 2004-2006 yang mencapai 19,3%.
Lihat juga Video 'Jokowi Tagih Janji USD 100 Miliar dari Negara Maju untuk Atasi Iklim':