Elon Musk mengumumkan operasi perusahaan barunya, xAI. Perusahaan ini mengembangkan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) untuk 'memahami sifat sebenarnya dari alam semesta'.
Dilansir CNBC, Kamis (13/7/2023), Elon Musk dan timnya akan berbagi lebih banyak informasi soal xAI dalam obrolan langsung lewat fitur Twitter Spaces pada Jumat.
Tim di belakang xAI dikabarkan merupakan alumni DeepMind, OpenAI, Google Research, Microsoft Research, Twitter, dan Tesla. Orang-orang tersebut sebelumnya sudah banyak yang mengerjakan proyek AI, termasuk AlphaCode DeepMind dan chatbot GPT-3.5 dan GPT-4 OpenAI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Elon Musk tampaknya memposisikan xAI untuk bersaing dengan perusahaan seperti OpenAI, Google, dan Anthropic. Perusahaan-perusahaan itu berada di belakang chatbot terkemuka seperti ChatGPT, Bard, dan Claude.
Kabar tentang xAI sebelumnya dilaporkan oleh Financial Times pada April, bersamaan dengan laporan bahwa Musk telah mengamankan ribuan prosesor GPU dari Nvidia.
Pada bulan yang sama, Elon Musk membagikan detail rencananya untuk membentuk aplikasi AI baru yang disebut TruthGPT. Bos Twitter itu mengaku khawatir perusahaan AI yang ada memprioritaskan sistem yang benar, namun dilakukan secara politis.
Salah satu penasihat xAI adalah Dan Hendrycks, Direktur Eksekutif Center for AI Safety, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di San Francisco. Dan Hendrycks dengan organisasinya pernah menerbitkan surat pada Mei soal risiko kepunahan AI. Hal itu dinilai harus menjadi prioritas global di samping risiko skala sosial lainnya seperti pandemi dan perang nuklir.
Surat tersebut menerima penolakan dari banyak akademisi dan ahli etika yang percaya bahwa terlalu banyak fokus pada kekuatan AI yang berkembang dan ancamannya di masa depan mengalihkan perhatian dari bahaya kehidupan nyata.
(hal/ara)