Petani di Brebes Bisa Untung dari Tanam Pisang, Omzet Puluhan Juta

Petani di Brebes Bisa Untung dari Tanam Pisang, Omzet Puluhan Juta

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Jumat, 21 Jul 2023 20:17 WIB
Perkebunan pisang di Losari, Brebes.
Foto: dok. Kementan
Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pengembangan kampung hortikultura, salah satunya Kampung Pisang di Kedungneng, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes. Keberadaan Kampung Pisang ini diklaim berhasil mendongkrak pendapatan petani setempat.

Sepanjang periode 2021-2022 tercatat sudah ada 1.660 kampung buah yang telah diregistrasi Direktorat Jenderal Hortikultura. Di Kecamatan Losari Brebes tercatat tak kurang dari 90 hektare hamparan pertanaman pisang yang ditanam sejak 2021, dengan varietas utama Tanduk Gebyar, Raja Nangka dan Raja Bulu.

"Khusus Pisang Raja Nangka asal Losari ini sangat diminati pasar karena rendamannya lumayan tinggi sekitar 20%, sementara pisang sejenis dari daerah lain hanya 16-18%. Produktivitasnya bisa mencapai 30 ton per hektare dengan harga di tingkat petani Rp 3.500 - 5.500 tergantung musimnya," ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam keterangan tertulis, Jumat (21/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut ia sampaikan usai mengunjungi kebun pisang yang dikelola Gapoktan Mandiri Desa Kedungneng, Losari.

Prihasto mengatakan berbekal modal sekitar Rp 35 juta per hektare, petani bisa mendapat penghasilan Rp 105 juta kotor atau Rp 70 juta per hektare bersih. "Itu jika lahannya tidak sewa. Kalau sewa masih untung sekitar Rp 55 juta tiap sekali panen," paparnya.

ADVERTISEMENT

Diketahui, pisang produksi daerah ini kemudian diolah menjadi keripik dan dijual segar ke berbagai daerah seperti Majalengka, Jakarta dan Bandung. Bahkan pisang dari daerah ini menjadi bahan baku untuk industri kuliner oleh-oleh khas Bandung. Adapun puncak panen pada bulan April dan Mei. Sementara panen dalam jumlah terbatas berlangsung setiap bulan.

Prihasto mengaku senang melihat pengembangan kampung pisang di daerah tersebut. Pihaknya pun mengimbau agar bantuan yang diberikan dapat berkelanjutan dan memberi peningkatan kesejahteraan petani.

"Saya senang petani di sini memanfaatkan bantuan pengembangan kampung pisang yang diberikan pemerintah. Bangsal olahan juga saya lihat berjalan bagus. Ibu-ibu mengelola pisang menjadi aneka olahan keripik dan dengan demikian menjadi penghasilan tambahan. Dinas Pertanian dan petani saya minta mengawal dengan baik supaya kegiatan positif ini bisa berkelanjutan," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Hortikultura, Jekvy Hendra menekankan perlunya sanitasi kebun pisang guna mencegah serangan hama dan penyakit. Menurutnya kebanyakan serangan penyakit pisang diduga akibat kurangnya sanitasi kebun dan pengaturan keluar masuk kebun oleh petani.

"Sanitasi ini penting agar tanaman pisang tidak terkena layu fusarium. Kami sarankan agar petani menggunakan trichoderma dari klinik-klinik PHT yang sudah ada. Penting untuk membatasi akses keluar masuk ke kebun cukup satu pintu saja agar bisa ditekan serangan hama dan penyakit terutama jamur dan penyakit yang terbawa oleh alat-alat atau perlengkapan petani pisang," beber Jekvy.

Di sisi lain, Ketua Gapoktan Mandiri Losari, Munaji mengapresiasi pemerintah khususnya Kementerian Pertanian atas perhatiannya terhadap pengembangan pisang di daerahnya.

"Dari mulai dari benih, sarana produksi sampai bangsal pengolahan kami dibantu. Permintaan pasar pisang dari Losari sangat tinggi, sampai kami kewalahan memenuhinya. Ibu-ibu kelompok wanita tani juga ada kegiatan tambahan mengolah pisang jadi keripik. Hasilnya lumayan untuk meningkatkan pendapatan keluarga," pungkasnya.




(prf/ega)

Hide Ads