Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor berangkat ke Amerika Serikat untuk bertemu langsung dengan pihak Bank Dunia atau World Bank Pada Mei 2023 lalu. Pada pertemuan itu, Isran menegosiasikan ratifikasi kesepakatan jual beli karbon guna membahas sisa penurunan emisi karbon di wilayahnya.
Langkah ini membuahkan hasil dengan Isran yang sukses menjual emisi karbon dengan nilai US$ 110 juta. Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) memberikan apresiasi atas kesuksesan Gubernur Kaltim itu.
Dalam pertemuan dengan Bank Dunia, Isran berhasil menjual 22 juta metrik ton ekuivalen emisi karbon dari total 32 juta ton. Di mana ini didapatkan melalui langkah Kaltim untuk menurunkan emisi yang sebelumnya ditargetkan 22 juta ton yang ditetapkan Program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPD CF) 2019-2020, tapi malah melampaui 10 juta ton CO2e.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk yang 22 juta ton, Isran sukses membawa pulang USD$110 juta atau setara dengan Rp1,6 triliun yang masuk untuk ke kas daerah serta pemerintah pusat.
Kemudian, Gubernur Kaltim itu kembali menjual satu juta metrik ton yang berasal dari sisa 10 juta metrik ton karbon yang dihargai USD$30 per tonnya. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Bidang Industri dan Perdagangan BPP HIPMI Anthony Leong menyambut keberhasilan Isran ini dengan positif.
"Perdagangan karbon ini menjadi instrumen penting untuk menambah pemasukan negara sekaligus membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, kami dari HIPMI memandang langkah Pak Isran yang mampu menjual 22 juta metrik ton emisi karbon bahkan menjual sisanya ke Bank Dunia merupakan keberhasilan yang patut dicontoh oleh pemerintah daerah lainnya di Indonesia," ujar Anthony di Jakarta (26/7/2023).
Wakil Bendahara Umum Aspebindo itu melanjutkan, kesuksesan Isran ini datang dari upayanya yang memang ingin menujukkan hasil kerja rakyat Kaltim dalam rangka menjaga hutannya. Karena dari upaya itu, wilayah yang dipimpinnya mampu memberikan pemasukan negara dan daerah yang dananya bisa dimanfaatkan untuk pembangunan negara.
Anthony turut menyampaikan, keberhasilan Isran bukan hanya sebatas menjual sisa emisi karbon semata. Karena sebagai kepala daerah, ia juga melakukan terobosan dalam upaya memajukan daerah. Dengan salah satunya membawa isu terkait isu sawit ke Eropa.
"Dengan penjegalan dari negara-negara Eropa terkait bisnis kelapa sawit di Indonesia, Isran sebagai kepala daerah yang peduli dengan provinsinya serta para pengusaha kelapa sawit di sana dengan berani membawa isu penjegalan itu saat dirinya berada di Belanda," sebutnya.
"Bahkan ia dengan tegas menyuarakan lebih baik tidak usah mengekspor crude palm oil ke Eropa untuk membuat pemerintah di negara-negara tersebut merasakan dampaknya. Ini merupakan hal yang berani untuk seorang kepala daerah sekaligus mencerminkan bahwa dirinya memang peduli kepada para pengusaha kelapa sawit di Kalimantan Timur dan tidak terima dengan kebijakan sepihak dari asing," sambung Anthony.
Anthony melihat bagaimana kinerja dari Isran beberapa waktu terakhir, termasuk keberhasilan pemerintahannya meningkatkan kinerja ekspor serta investasi di Kaltim membuat HIPMI melihat kepala daerah tersebut sebagai sosok yang memang bekerja keras untuk memajukan daerah yang dipimpinnya.
(fdl/fdl)