Anak Buah Luhut Beberkan Akal-akalan Konsultan Biar BUMN Beli Barang Impor

Anak Buah Luhut Beberkan Akal-akalan Konsultan Biar BUMN Beli Barang Impor

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 28 Jul 2023 17:26 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Odo R.M. Manuhutu
Foto: detikcom/Shafira Cendra Arini
Jakarta -

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkap adanya dugaan praktik konsultan mengakali tender proyek yang digelar oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Adapun aksi ini berujung pada pengadaan barang impor.

Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo R.M. Manuhutu dalam gelaran Road to Business Matching Tahap VI-Indonesia Catalogue Expo and Forum (BM VI-ICEF). Ia menyebut, para konsultan ini mengarahkan para BUMN untuk membeli produk-produk impor.

"Ini real case ya, kebetulan kami di pariwisata. Jadi ada satu BUMN, pejabat itu menceritakan," katanya, di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (28/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi dia (pejabat BUMN) cerita adalah si konsultan mengatakan untuk hotel ini cocoknya pohon palm ini, ini, ini. Nggak ada di Indonesia, jadi terpaksa impor. Lalu konsultan mengatakan, lampunya harus begini, look-nya begini, warnanya begini, nggak ada di Indonesia," tambahnya.

Odo mengatakan, dalam sebuah proyek konsultan merupakan salah satu kuncinya. Namun yang perlu menjadi catatan, apabila konsultan terkait sudah punya titipan dari produsen, maka ia cenderung akan memberikan rekomendasi yang spesifikasinya mengarah ke produk-produk tertentu.

ADVERTISEMENT

"Memang harus mulai dari, kalau di BUMN udah kasih arahan seperti apa produksinya, spek-speknya. Jadi harus dikontrol konsultannya, harus membaca juga dokumennya. Karena disitulah, istilahnya, the devil lies in the detail," ujar Odo.

Selain itu, menurutnya penting agar pimpinan terkait, dalam hal ini PPPK maupun direksi BUMN, memeriksa proyek tersebut secara detail. Jangan mudah percaya terhadap apa yang ditulis konsultan.

"Karena konsultan juga ada kerja sama juga dengan pihak, bukan dilarang, tapi saya kira kalau kita pro dengan produk dalam negeri memang harus sampai detail melihat satu per satu," katanya.

Tidak hanya itu, ia juga membongkar fakta yang ada di industri tanaman hias. Ia menemukan, 70% anggrek di Indonesia ternyata merupakan produk impor. Salah satunya ialah bunga anggrek besar berwarna putih yang berasal dari Taiwan.

"Diceritakan Pak Sekjen. ada acara BI kemarin. Kemudian ketemu pengusaha anggrek. Jadi anggrek di Indonesia 70% impor. Dan kalau ibu-bapak terima bunga anggrek besar-besar warna putih, itu pasti impor dari Taiwan," pungkasnya.

Atas kondisi ini, ia mengimbau kepada kementerian/lembaga serta jajaran pemerintahan agar meningkatkan belanja produk dalam negerinya. Ia menilai, seharusnya duit negara dipergunakan untuk masyarakat sehingga manfaatnya kembali ke masyarakat.

"Ada satu kejadian, satu tahun lalu, saya lihat ini made-nya dari negara tertentu. Saya bilang 'kamu pakai uang negara tapi kenapa kita beli produk-produk ini?' Uang negara seharusnya untuk rakyat sendiri. Dan ketiga yang terpenting adalah mulai dari kita ASN untuk menggunakan, membeli secara teratur produk-produk dalam negeri," ujarnya.

(rrd/rir)

Hide Ads