Aktivis Lingkungan Tutupi Rumah PM Inggris dengan Kain Hitam, Ada Apa?

Aktivis Lingkungan Tutupi Rumah PM Inggris dengan Kain Hitam, Ada Apa?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 04 Agu 2023 12:50 WIB
Greenpeace activists hold a banner while others cover British Prime Minister Rishi Sunaks Β£2m manor house in oil-black fabric in protest of his backing for a major expansion of North Sea oil and gas drilling amidst a summer of escalating climate impacts, in Yorkshire, Britain August 3, 2023. Greenpeace/Handout via REUTERS
Rumah PM Inggris ditutupi kain hitam oleh aktivis lingkungan - Foto: Greenpeace/Handout via REUTERS
Jakarta -

Sejumlah aktivis Greenpeace menutupi kediaman Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak di kawasan Yorkshire dengan kain hitam. Hal ini dilakukan para aktivis sebagai bentuk unjuk rasa melawan kebijakan pengeboran minyak yang baru saja disetujui Sunak.

Melansir pemberitaan Reuters, Jumat (4/8/2023), aksi ini dilakukan para aktivis saat PM Inggris itu sedang tidak berada di rumah. Kebetulan saat kejadian pada Kamis (3/8) ia beserta keluarga sedang berlibur ke California, Amerika Serikat.

Saat itu setidaknya ada empat orang aktivis yang naik ke atas atap rumah Sunak menggunakan tangga untuk melakukan aksi tersebut. Dilaporkan butuh waktu kurang-lebih lima jam untuk menutup rumah pribadi Sunak dengan kain hitam dari atap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas insiden tersebut, pihak kepolisian setempat telah menangkap lima pengunjuk rasa. Peter Walker selaku mantan wakil kepala polisi North Yorkshire mengatakan kepada radio LBC bila penangkapan ini dilakukan karena aksi tersebut merupakan pelanggaran keamanan besar.

Sebagai tambahan informasi, Inggris merupakan salah satu negara di Eropa yang paling getol mengkampanyekan gerakan net zero carbon. Bahkan pada 2019 kemarin, negara yang dipimpin Raja Charles ini telah menetapkan target emisi karbon nol bersih 2050 dan dengan cepat membangun sumber-sumber energi terbarukan.

ADVERTISEMENT

Namun karena adanya invasi Rusia ke Ukraina, Inggris sempat mengalami krisis energi. Akibatnya pemerintah terpaksa memberikan izin kepada sejumlah perusahaan energi untuk melakukan pengeboran minyak dan gas di Laut Utara sebagai bagian dari upaya untuk menjadi lebih mandiri dalam energi.

Selain itu pemerintah Inggris juga menyetujui aktivitas penambangan batu bara. Atas hal inilah akhirnya para aktivis Greenpeace melakukan aksi unjuk rasa tersebut.

"Kami tidak meminta maaf karena mengambil pendekatan yang tepat (mengizinkan pengeboran minyak) untuk memastikan keamanan energi kami, memanfaatkan sumber daya yang kami miliki sendiri sehingga kami tidak pernah bergantung pada agresor seperti (Vladimir) Putin untuk sumber energi kami," kata seorang sumber dari kantor PM Inggris.

Lihat juga Video 'Detik-detik Mobil Tabrak Gerbang Rumah Dinas PM Inggris':

[Gambas:Video 20detik]



(kil/kil)

Hide Ads