Pemerintah ingin mengimpor sapi dari Afrika Selatan, Brasil dan India. Namun, Afrika Selatan dan India sendiri belum bebas dari penyakit menular pada sapi seperti penyakit mulut dan kuku (PMK atau Foot and Mouth Disease/FMD) serta penyakit kulit menular atau Lumpy Skin Disease (LSD).
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdullah mengatakan pemerintah mungkin bisa impor sapi dari Afrika Selatan, Brasil dan India, namun harus dipastikan berasal dari wilayah yang bebas penyakit. Karena menurutnya, di negara-negara itu tidak semua wilayah dinyatakan belum bebas PMK dan LSD.
"Kalau memang mendesak suplai daging dan sapi nasional, penyakit LSD FMD ini kan terjadi beberapa case ya. Di mana penyakit ini nggak semua bagian negara India misalnya, tetapi hanya di provinsi-provinsi tertentu saja. Mungkin bisa diambil dari yang memang bebas," kata dia kepada detikcom, Jumat (4/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski harus mengimpor dari ketiga negara tersebut dibanding Australia, risiko lainnya pemerintah harus menyiapkan cost juga yang lebih besar. Pertama untuk analisis kepastian sapi-sapi negara tersebut sehat, kemudian ada biaya karantina hingga vaksinasi.
"Karantina ini jadi risiko importir kalau ada penyakit harus dimusnakan. Kalau nggak boleh masuk, ya dimusnahkan. Itu kan impornya dalam hidup atau daging, kalau hidup itu di pastikan harus steril," terang dia.
Dihubungi terpisah, Sekjen Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia, (PPSKI) Robi Agustiar mengatakan pemerintah berhak untuk mengimpor sapi dari ketiga negara tersebut. Namun, dia menekankan agar pemerintah terbuka akan risiko yang akan dialami Indonesia setelah mengimpor dari negara yang belum bebas PMK dan LSD.
"Menurut saya pemerintah berhak saja melakukan improtasi dari negara-negara yang belum bebas PMK, hanya analisi risiko tadi harus diungkap ke publik. Kemudian harus melakukan prinsip kehati-hatian agar wilayah yang bebas PMK seperti NTT, Papua, dan beberapa wilayah Sulawesi dan Kalimantan," ujarnya.
Berdasarkan datanya, hanya sejumlah wilayah saja yang dinyatakan belum bebas PMK dan LSD di Afrika Selatan, India, dan Brasil. Robi mengatakan, para pengusaha importir juga harus ditanya apakah mereka mau melakukan impor dari negara selain Australia.
"Karena ini mekanisme pasar, apakah mereka mau, karena kan semisal dari Australia ke Indonesia 5 sampai 7 hari, mungkin dari Afsel perlu dihitung jaraknya berapa jaraknya Afsel ke Indonesia. Sehingga nantinya nggak bisa lagi kapal-kapal kecil harus kapal-kapal besar berbagi dengan importir lainnya untuk memenuhi kuota kapal," pungkasnya.
Berdasarkan data di World Organisation for Animal Health/WAHIS, India sendiri tercatat belum bebas LSD. Afrika Selatan tercatat belum bebas PMK sampai 2023 ini. Selain itu, negara itu juga belum bebas penyakit hewan lainnya seperti demam atau flu babi dan penyakit pada unggas.
Untuk Brasil, belum bebas penyakit menular pada babi atau Classical Swine Fever (CSF) yang juga dikenal dengan Kolera Babi (hog cholera) dan penyakit unggas (HPAI).
(ily/rrd)