Anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT In Journey, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) disebut tengah menanggung beban utang sebesar Rp 4,6 triliun.
Informasi ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama InJourney Dony Oskaria pada Juni 2023 kemarin. Kala itu Dony mengatakan utang ITDC terbagi dalam dua termin pembayaran, short term sebesar Rp 1,2 triliun dan long term Rp 3,4 triliun.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Keuangan ITDC Ahmad Fajar menjelaskan bila nilai Rp 4,6 triliun yang dimaksud merupakan plafon utang atau nilai maksimal yang dapat dipinjam perusahaan dari perbankan, bukan jumlah utang yang dimiliki saat ini. Sementara itu nilai outstanding atau utang yang sudah dipinjam ITDC sendiri baru di kisaran Rp 3 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita punya plafon itu sekitar Rp 4,6 triliun, tapi yang kita ambil baru kira-kira sekitar Rp 3 triliunan," kata Ahmad dalam acara Media Briefing ITDC, Selasa (8/8/2023).
Lebih lanjut, Ahmad mengatakan bila utang ini terdiri dari utang usaha dan utang bank. Untuk utang usaha kurang lebih sebesar Rp 1 triliun, sedangkan untuk utang bank kurang lebih sebesar Rp 2,3 triliun.
"Utang usaha itu angkanya kurang-lebihnya Rp 1 triliun, karena apa? untuk membangun sirkuit waktu itu jadi belum semuanya terbayar," jelas Ahmad.
"Jadi utang (bank) kita sebenarnya kurang lebih total sekitar Rp 2,3 triliun dari paltformnya kurang lebih Rp 4,6 triliun," tambahnya.
Terkait penyelesaian utang bank ini, pihak ITDC sendiri telah melakukan negosiasi untuk mendapatkan perpanjangan waktu pembayaran alias reprofiling. Adapun negosiasi perpanjangan waktu pembayaran ini dikatakan sudah selesai.
"Utang yang ada sekarang dengan perbankan itu saya yang sudah di depan mata jatuh tempo saya molorin (minta perpanjangan waktu) dulu, istilahnya kita reprofiling," imbuhnya.
Menurut Ahmad, rencananya ITDC akan menyelesaikan sebagian besar utangnya pada akhir tahun ini. Dengan begitu pada 2024 perusahaan dapat berbisnis dengan baik dengan kondisi keuangan yang aman.
"Tahun ini hampir selesai semua (utang) ya, jadi Insya Allah Desember (2023) ini semuanya selesai, supaya teman-teman terutama pak dirut dan teman-teman (ITDC) sekalian bisa berbisnis dengan tenang," jelas dia.
Lihat juga Video: Sirkuit Mandalika Dibuka Untuk Umum, Segini Harga Tiketnya!