Fenomena Jualan Gaya Baru: Live di Media Sosial Merajalela!

Fenomena Jualan Gaya Baru: Live di Media Sosial Merajalela!

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 10 Agu 2023 15:04 WIB
Ilustrasi Live TikTok
Foto: Istimewa
Jakarta -

Penjualan barang di toko online kini tak cuma upload, posting dan checkout saja. Kini ada live shopping yang memungkinkan para pembeli dan pedagang online bisa berinteraksi selama live berlangsung.

Jadi model penjualan dilakukan dua arah. Calon pembeli bisa menanyakan atau meminta diinformasikan spesifikasi barang yang akan dia beli. Lalu pedagang menjelaskan apa apa saja fitur atau spesifikasi barang yang dia jual. Baru kemudian calon pembeli mengambil keputusan untuk membeli barang atau tidak.

Dengan munculnya Social Commerce, kini banyak pedagang yang mulai serius melakukan live shopping untuk menggenjot penjualan. Cara penjualan ini juga dipamerkan oleh salah satu influencer lokal, Edho Zell.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada akun Tiktoknya, Edho Zell membagikan konten video yang memperlihatkan kegiatan live shopping di sebuah tempat. Bukan hanya 1-2 orang saja yang live shopping, tapi mencapai belasan orang bahkan bisa lebih dari 20 orang.

Mereka menjajakan barangnya secara live di masing-masing bilik kecil. Barangnya beragam, mulai dari pakaian, makanan, sampai video game. Mirip ruko-ruko di tanah abang, tapi dengan ukuran lebih kecil.

ADVERTISEMENT

Cara penjualan seperti ini biasanya dilakukan oleh kalangan muda, salah satunya Restia. Restia yang memiliki toko online Rumah Tissue tak mau ketinggalan terhadap tren yang sedang berkembang.

Di Rumah Tissue, dia menjual berbagai tempat tissue dengan beragam bentuk. Harganya tentu bervariasi, sesuai ukuran dan motif yang ada. Sebelum masuk ke live shopping, Restia dan tim penjualannya sudah memiliki akun di sebuah e-commerce. Dia menyebutkan, penjualan melalui e-commerce ini sudah bisa memenuhi target bulanannya.

Tapi dia memutuskan untuk masuk ke live TikTok beberapa minggu terakhir sebagai sarana branding dan pencarian target pasar baru Rumah Tissue. Setiap harinya dia juga melakukan live shopping beberapa jam. Tapi memang, karena Rumah Tissue masih baru, penonton live nya belum terlalu banyak.

Justru orang-orang checkout di akun TikTok Rumah Tissue di jam-jam setelah live. "Ini yang terus kami pelajari, customer maunya yang seperti apa. Live shopping ini kami masuk karena trennya sudah seperti itu dan algoritma jika live akan lebih bagus. Kami juga ingin membawa produk kami ke market live dan siapa tahu ada target market baru," kata dia kepada detikcom, Kamis (10/8/2023).

Dia mengungkapkan target pasar yang dimiliki Rumah Tissue saat ini adalah ibu-ibu muda dan generasi milenial. Dia mengharapkan bisa terjaring target baru seperti gen z atau mahasiswa yang aktif menggunakan TikTok.

Dalam membuka live shopping, ada beberapa hal yang disiapkan oleh Restia dan tim Rumah Tissue seperti handphone untuk live, lampu seperti right light dan light box untuk pencahayaan saat live berlangsung. Lalu background live, dia menyarankan agar background bisa ganti setiap hari supaya penonton tidak bosan.

Peneliti INDEF Nailul Huda mengungkapkan saat ini penjualan online masih banyak dilakukan melalui aplikasi pesan instan, media sosial, marketplace dan website. Menurut dia teknologi baru ini bisa membuat model penjualan secara daring makin menjanjikan.

"Artinya, penjualan di media sosial lebih besar, namun tidak tercatat secara resmi karena di luar sistem yang dibuat oleh pemerintah. Hal ini karena rendahnya biaya admin dan tak adanya pajak jika bertransaksi visa media sosial. Makanya banyak yang jualan di IG, FB dan TikTok," jelas dia.

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads