Raksasa teknologi Amazon mengawasi rekam jejak kehadiran para karyawan kantornya yang berbasis di Amerika Serikat (AS), menyusul kebijakan baru yang mewajibkan kerja dari kantor (work from office/WFO). Selaras dengan itu, perusahaan mengirimkan email teguran kepada para karyawannya yang mangkir dari kewajiban.
Dilansir dari CNN Business, Minggu (13/8/2023), email tersebut menegaskan tekad Amazon untuk menegakkan kebijakan wajib WFO setidaknya tiga hari dalam seminggu. Adapun saat ini, perusahaan telah mulai mengurangi aktivitas kerja jarak jauh, hingga menuai kritik dan protes dari sejumlah karyawannya.
Sejumlah gambar tangkapan layar pun beredar di media sosial, berisikan potongan email teguran tersebut. Berdasarkan unggahan itu, Amazon menyatakan bahwa si penerima email tidak memenuhi kewajibannya untuk datang ke kantor minimal tiga kali dalam seminggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap Anda mulai datang ke kantor tiga hari atau lebih dalam seminggu mulai saat ini," tulis Amazon dalam email tersebut.
Perusahaan menambahkan, sejak kebijakan tersebut berlaku per bulan Mei 2023, banyak karyawan Amazon yang telah mematuhinya. Dalam hal, karyawan akan dapat merasakan lonjakan energi dan kolaborasi yang terjadi di antara warga Amazon secara lintas tim tatkala bekerja di kantor.
Sementara itu di Blind, platform media sosial tempat para pekerja berbicara secara anonim tentang atasan mereka, terjadi jajak pendapat menyangkut email tersebut. Bahkan, ada ribuan tanggapan yang menyatakan pesan Amazon sebagai 'BS'.
Beberapa pengguna yang diidentifikasi sebagai karyawan Amazon menyatakan kemarahan tentang email tersebut. Sementara itu ada juga yang mendukung tindakan keras perusahaan. Di sisi lain, ada pula sejumlah karyawan yang mengklaim bahwa mereka menerima email meskipun mematuhi kebijakan tersebut, serta ada juga yang tidak menerima email perusahaan meskipun tidak pernah pergi ke kantor.
Menanggapi situasi ini, Amazon pun buka suara. Perusahaan mengatakan, akan menindaklanjuti dengan klarifikasi terhadap siapa yang seharusnya menerima pesan tersebut, yakni mereka yang jarang menggunakan lencana ID tempat kerja mereka untuk memasuki gedung kantor Amazon.
"Email dikirim ke karyawan yang memiliki lencana kurang dari 3 hari seminggu selama 5 atau lebih dalam 8 minggu terakhir, tidak memiliki lencana dalam 3 hari seminggu selama 3 atau lebih dalam 4 minggu terakhir, dan bangunan mereka telah siap untuk 8 minggu atau lebih," bunyi pernyataan dalam salinan catatan tindak lanjut karyawan, yang diterima CNN.
Tak lama berselang, muncul email lanjutan yang mengakui bahwa terdapat kesalahan yang membuat sejumlah karyawan yang tidak masuk kategori menerima pemberitahuan itu. Di sisi lain, meskipun Amazon melayangkan email teguran tersebut, beberapa di antara karyawan tersebut menyatakan ketidakpeduliannya terhadap peringatan tersebut. Mereka bahkan berencana untuk tetap work from home (WFH).
"Negatif," tulis seorang karyawan Amazon di Blind.
"Saya akan tetap WFH," tulis karyawan lainnya.
Langkah Amazon melacak absen para pekerjanya menyusul setelah lebih dari 1.000 karyawan perusahaan melakukan mogok kerja pada bulan Mei untuk memprotes kebijakan wajib datang ke kantor tersebut. Para massa aksi menyebut pendekatan perusahaan kaku.
Amazon pun bukanlah satu-satunya. Seiring dengan meredanya COVID-19, para raksasa teknologi mulai kembali meminta para pekerjanya untuk WFO. Pada Juni lalu, Google telah mengumumkan rencana pengetatan jadwal hybrid jadi tiga kali seminggu.
Pada bulan yang sama, Meta juga meminta pekerja kantornya untuk mengadopsi jadwal tatap muka tiga hari per bulan September mendatang. Selain itu, pekan ini Zoom juga mengumumkan kebijakan wajib bekerja di kantor selama dua hari seminggu. Bahkan, pemerintah federal juga telah mendorong untuk kembali ke pekerjaan tatap muka.
(shc/das)