Antisipasi Dampak El Nino, Erick Thohir Sebut Presiden Minta Bikin Pasar Murah

Antisipasi Dampak El Nino, Erick Thohir Sebut Presiden Minta Bikin Pasar Murah

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 13 Agu 2023 19:00 WIB
Warga mencari ikan di Waduk Tandon yang mengalami penyusutan debit air di Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (8/8/2023). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak kemarau kering tahun 2023 akan terjadi mulai bulan Agustus hingga September yang berdampak di sejumlah wilayah di Indonesia mengalami kekeringan ekstrem karena dampak dari fenomena El-Nino atau kemarau panjang. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha.
Ilustrasi El Nino - Foto: ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA
Jakarta -

Presiden Joko Widodo meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menggelar pasar murah untuk mewaspadai dampak El Nino.

Hal ini disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir yang menyebut Presiden mendorong BUMN, pemerintah daerah, menteri untuk melakukan pasar murah.

"Instruksi dari Bapak Presiden, ini ada El Nino, yang mungkin musim keringnya panjang. Pak Presiden mendorong BUMN, pemda, menteri untuk menggelar pasar murah," kata Erick dikutip dari Antara, Minggu (13/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut pemerintah juga diminta untuk memastikan stok beras mencukupi untuk masyarakat. "Harga beras lagi naik ini, oleh karena itu Bapak presiden akan mulai menggelontorkan lagi nanti pada September, Oktober dan November 2023," jelas dia.

Erick membeberkan melalui Bulog, pemerintah juga telah memberikan 10 kg beras untuk masyarakat yang kurang mampu.

ADVERTISEMENT

Kini BUMN menyalurkan bahan pokok dengan harga yang lebih murah. Dalam operasi pasar ini, masyarakat berhak menukar kupon seharga Rp 40 ribu yang tersedia sebanyak 3.000 kupon.

Ada paket sembako berisi 5 kg beras, 1 kg gula dan satu liter minyak setara dengan Rp 96 ribu. Pemerintah kini berupaya untuk menjaga kestabilan harga pangan yang saat ini masih belum stabil.

Dia mengharapkan ke depan program Pasar Rakyat dapat berjalan secara kontinu di kota dan kabupaten lainnya di seluruh Indonesia. "Kemarin di Malang, sekarang Surabaya, kalau bisa sebanyak-banyaknya," jelas dia.

(kil/kil)

Hide Ads