Pemerintah telah mengumumkan kan menaikkan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) dan TNI/Polri 8% dan pensiunan naik 12% tahun depan. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pidato RUU RAPBN 2024 beserta Nota Keuangan di Gedung DPR RI, kemarin.
Melihat hal tersebut, Direktur Eksekutif Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai kenaikan gaji PNS bisa mengerek inflasi di tahun depan. Hal ini didorong karena harga-harga kebutuhan pokok juga diprediksi akan semakin mahal.
"Karena kan kalau gaji naik pedagang kan ekspektasi inflasi, 'ohh orang pada naikkan gaji tahun depan' pedagang tanpa ada cost production, dia naikin ekspektasi demi mendapatkan keuntungan, gaji naik saya naikkan (harga pangan) ekspektasi inflasi itu bisa setelah gaji naik," katanya kepada detikcom, Jumat (18/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Tauhid belum bisa memprediksi kenaikan inflasi tahun depan akan sebesar apa. Karena menurutnya, kontribusi dari kenaikan gaji PNS kepada inflasi masih cukup kecil.
Ia memproyeksi kenaikan inflasi akan lebih tinggi jika ada kenaikan gaji buruh. Tauhid menyebut para buruh disebut akan menuntut kenaikan yang cukup tinggi setelah melihat kenaikan gaji PNS dan pensiunannya.
"Dampak lebih besar adalah tuntutan buruh, kan biasanya kenaikan gaji itu 5%, sekarang dengan 8% lebih tinggi Nah apa bila itu terjadi inflasi jauh lebih tinggi karena buruh menuntut, 'pemerintah aja berani menaikkan gaji PNS kenapa kita nggak bisa' ini soal keadilan masyarakat itu," ujarnya.
Untuk itu dia menyarankan agar pemerintah tahun depan menekan berbagai kenaikan kebutuhan, seperti harga beras, cabai, daging sapi, kenaikan BBM, rokok dan tarif listrik.
"Dampaknya ke inflasi harus diredam, pertama kenaikan yang disebabkan oleh kebijakan harga tiket pesawat terbang, rokok, dan tarif listrik, termasuk kenaikan bahan bakar. Jika itu bisa ditekan itu bisa ditunda. Kedua adalah volatile food juga harus ditangani misalnya beban harga beras, cabai. Mau tidak mau saya kira harus dilakukan agar inflasi tidak naik," terangnya.
Meski dari sisi inflasi dan harga kebutuhan pokok akan naik, Tauhid meyakini pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat. Peningkatan itu didorong dengan meningkatnya daya beli atau konsumsi masyarakat yang naik setelah adanya kenaikan gaji. Untuk itu penekanan harga barang disarankan bisa ditekan agar inflasi tidak melonjak lebih tinggi.
"Saya kira saat ini setelah kenaikan gaji, biasanya terjadi dua hal, pertumbuhan ekonomi bertambah, kedua inflasi juga karena faktor demand, lalu kebutuhan yang akan naik, terutama kebutuhan yang pokok," pungkasnya.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya mengumumkan kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) dan TNI/Polri tahun depan 8%. Sedangkan gaji pensiunan naik 12% tahun depan.
"RAPBN 2024 mengusulkan perbaikan penghasilan berupa kenaikan gaji untuk ASN Pusat dan Daerah/TNI/Polri sebesar 8% dan kenaikan untuk Pensiunan sebesar 12%, yang diharapkan akan meningkatkan kinerja serta mengakselerasi transformasi ekonomi dan pembangunan nasional," kata Jokowi dalam pidato RUU RAPBN 2024 beserta Nota Keuangan di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (16/8/2023).
Jokowi juga mengatakan, kenaikan gaji ASN, TNI/Polri, hingga pensiunan dilakukan untuk memastikan transformasi berjalan efektif.
(ada/rrd)