Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyuarakan semangat Global South di depan Presiden Kenya William Ruto dalam lawatannya ke Nairobi. Menurutnya, sesama negara berkembang Kenya dan Indonesia harus saling mendukung dan bersatu di tengah ketidakpastian global.
Jokowi menekankan negara-negara berkembang harus bersatu dalam semangat Global South. Hal ini dilakukan agar negara-negara berkembang suara dan kepentingannya bisa dipertimbangkan di kancah dunia.
"Dalam kondisi ketidakpastian global seperti saat ini, sudah saatnya kita perkokoh kembali spirit Bandung antara negara Global South, sudah saatnya dunia dengarkan suara dan kepentingan negara-negara berkembang termasuk hak untuk melakukan lompatan pembangunan," kata Jokowi dalam konferensi pers bersama yang disiarkan virtual, Senin (21/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari penelusuran detikcom, global south adalah istilah yang merujuk pada kerja sama sumber daya, teknologi, dan pengetahuan antara negara-negara berkembang. Negara-negara berkembang ini sering disebut negara selatan.
Nah, dalam catatan pemberitaan detikcom, Indonesia sendiri ingin merintis kerja sama baru antara negara-negara berkembang. Indonesia akan mengajak beberapa negara Afrika dan Amerika Latin untuk bergabung dalam aliansi negara berkembang tersebut.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjadi salah satu pihak yang getol menyebutkan aliansi kerja sama itu sebagai Global South Cooperation.
Dia mengungkapkan aliansi ini bakal fokus untuk pengembangan dua hal, yaitu produk pertanian dan perkebunan serta produk mineral kritis.
Pada sebuah rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, Luhut bercerita seringkali dirinya mendapat pertanyaan soal apa itu Global South Cooperation. Dia menyinggung Global South Cooperation akan menjadi semacam aliansi yang mungkin bisa menjadi kartel yang akan menaungi kebijakan ekonomi negara berkembang dalam rangka mengolah mineral kritis dan hasil kehutanan.
"Orang tanya ini apa? Kalau sebagai guyon ini like a cartel, you know? Jadi negara berkembang harus satu dan tidak boleh didikte, kita harus menikmati nilai tambah dari critical mineralnya kalau tidak kapan kita jadi negara maju," beber Luhut dalam paparannya di depan Badan Anggaran DPR, Jumat (9/6/2023) yang lalu.
Dia juga pernah menyampaikan sudah ada dua negara di Afrika yang diajak untuk ikut aliansi ini, ada Kongo dan Afrika Selatan. Kedua negara itu sempat dikunjungi Luhut beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Papua Nugini juga sudah diajak untuk ikut ke aliansi tersebut saat Presiden Jokowi melakukan kunjungan langsung ke Papua Nugini.
Luhut juga mengatakan Brazil juga bakal diajak ke dalam aliansi ini. Dia mengatakan Indonesia akan menjadi pusat dan pemimpin negara-negara berkembang.
"Presiden akan buat satu South South Collaboration, atau Global South Collaboration, dalam dua hal, pertama tropical forestry dan critical mineral," ungkap Luhut dalam Stranas PK di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) yang lalu.
"Kemudian kita mau undang Brazil juga. Indonesia jadi center untuk negara berkembang," lanjutnya.
Mantan Menko Polhukam itu menyinggung semangat Konferensi Asia Afrika di tahun 1950-an dalam pembentukan aliansi ini. Luhut mengungkapkan bila sebelumnya pembahasan yang dilakukan soal kemerdekaan bangsa, kali ini yang dibahas adalah soal kesejahteraan dan kesetaraan antar bangsa.
"Mereka melihat spirit Asia Afrika di sini, kalau dulu pembebasan dari kolonisasi sekarang bahasnya equality dan prosperity. Mereka lihat kita bisa jadi leaders of developing countries," tegas Luhut.
(hal/rrd)