Produk Indomie merupakan salah satu barang yang paling diminati di Ghana. Saking diminatinya, bahkan produk ini pernah digunakan sebagai 'alat pembayaran' transaksi seks di negara itu.
Berdasarkan catatan detikcom, peristiwa transaksi seks demi Indomie ini banyak terjadi di Ghana pada akhir 2020 lalu, saat pandemi Covid-19 masih sangat mempengaruhi kondisi ekonomi di negara itu.
Menurut hasil penelitian salah satu pakar gender dan ketenagakerjaan, Bashiratu Kamal yang dipampangkan dalam sebuah dialog nasional yang diadakan oleh STAR-Ghana Foundation, Indomie bahkan disebut menjadi salah satu penyebab tingginya angka kehamilan remaja di Ghana kala itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kamal, tingginya tingkat kemiskinan di Ghana selama pandemi COVID-19 mendorong gadis-gadis muda di negara itu untuk melakukan hubungan transaksional tersebut demi mendapat imbalan berupa uang atau barang, termasuk Indomie.
Barang-barang lainnya yang kerap jadi imbalan selain Indomie adalah pulsa seluler, dan uang elektronik (mobile money). Artinya mi instan ternama asal RI ini menjadi satu-satunya produk pangan yang sering digunakan sebagai 'alat pembayaran' transaksi seksual.
"Dalam beberapa kasus, ada masalah 'seks transaksional', di mana beberapa orang tua juga mendorong anak-anak mereka untuk ikut serta, sehingga mereka bisa mendapatkan cukup uang untuk menghidupi diri sendiri," ujar Bashiratu Kamal dikutip dari World of Buzz, Rabu (30/12/2020).
Kamal menjelaskan alasan mengapa ada saja seorang ibu yang mendorong putrinya untuk terjun ke dalam dunia malam tersebut karena mereka percaya bahwa pria dapat membantu anaknya lebih dari yang dia bisa, termasuk untuk mendapatkan Indomie.
"Orang tua mereka tidak bekerja, mereka di rumah dan mereka harus bertahan hidup. Jadi mereka melakukan ini untuk mendapatkan uang," sambungnya.
Ini menunjukkan betapa buruknya kemiskinan tidak hanya mempengaruhi orang dewasa, tetapi juga anak-anak muda di negara tersebut jika mereka harus menggunakan eksploitasi dan seks untuk bertahan hidup.
"Kami hanya bisa berharap bahwa pihak berwenang Ghana menyelidiki masalah ini dan membantu anak perempuan bersekolah sehingga mereka tidak perlu beralih ke hubungan seksual sebagai cara untuk memberi makan diri mereka sendiri," timpalnya.
(fdl/fdl)