PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) batal menaikkan tarif angkutan umum Royaltrans. Namun, Direktur Operasi dan Keselamatan Transjakarta, Daud Joseph mengakui bahwa saat ini segala aspek kebutuhan transportasi sudah semakin mahal.
Lantas apakah Transjakarta merugi batal menaikkan tarif saat pengeluaran semakin mahal?
Daud menjelaskan ada sejumlah upaya yang akan dilakukan perusahaan untuk menekan biaya pengeluaran yang semakin mahal tetapi tarif tidak naik. Perusahaan akan menekan penghematan bahan bakar hingga penghematan biaya tenaga kerja tidak langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah dengan ini (batal menaikkan tarif) maka Transjakarta jadi merugi? Dua langkah yang kita tekankan, pertama bagaimana biaya operasional ini kita kejar supaya bisa efisien. Kita lakukan penghematan bahan bakar, penghematan tenaga kerja dan sebagainya," katanya dalam konferensi pers di Halte CSW, Jakarta, Rabu (23/8/2023).
"Tentunya kita akan melakukan berbagai efisiensi untuk memastikan biaya produksi bisa ditekan seefisien mungkin," tambahnya.
Kemudian, dengan tidak adanya kenaikan tarif, pihaknya akan menggenjot sosialisasi agar masyarakat beralih menggunakan transportasi umum salah satunya Royaltrans. Karena jika semakin banyak yang menggunakan transportasi tersebut, biaya yang dikeluarkan perusahaan juga akan semakin ringan.
"Dalam ilmu transportasi, tarif itu biaya total dibagi jumlah pelanggan, biaya biaya itu, ada biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tidak tetap itu bahan bakar. Tetapi ada biaya tetap, ada yang naik, maupun naik banyak biaya itu tetap sama, misalnya cicilan bus itu biayanya sama, semakin banyak yang naik Royaltrans biayanya akan semakin turun," ujarnya.
"Makanya kami mengundang warga masyarakat terutama menengah ke atas ayo pakai ramai-ramai supaya biaya produksi itu semakin rendah," terangnya.
Menurutnya, dengan tarif yang batal naik ini masyarakat diuntungkan lebih banyak dari transportasi Royaltrans ini. Dengan fasilitas yang diberikan cukup mewah, penumpang pasti dapat duduk, hingga fasilitas hiburan di dalam bus, tetapi tarif yang ditarik hanya Rp 20.000.
"Sebagai rencana kenaikan tarif sudah diketahui masyarakat dan mendapatkan reaksi, ini sebuah hikmah juga, berkah yang positif. Teman-teman jadi tahu sebetulnya naik Royaltrans kita dapat utung karena didukung pemerintah, sebetulnya di bawah daripada harga produksi, masyarakat diuntungkan dengan menggunakan Royaltrans," jelasnya.
Daud menerangkan, Royaltrans memang segmennya untuk masyarakat menengah atas, karena fasilitas yang diberikan premium dan tidak disubsidi pemerintah.
"Dengan adanya layanan ini, diharapkan segmen pelanggan yang beraktivitas di kawasan-kawasan perkantoran di mana biasanya segmen pelanggan menengah ke atas itu beraktivitas di sana dapat beralih dari kendaraan pribadi baik itu sepeda motor maupun mobil menuju ke transportasi umum dan sejauh ini sudah mendapatkan tanggapan yang positif," terang dia.
Sebelumnya, berdasarkan perhitungan Transjakarta, tarif Royaltrans seharusnya naik karena sejumlah aspek keperluan yang sudah makin mahal. Ia mencontohkan bahan bakar solar saat ini sudah naik menjadi Rp 6.800 per liternya.
"Pertama kali Royaltrans 2017 itu tarifnya berlaku Rp 20.000, saat itu bahan bakar solar Rp 5.150. Hari ini bahan bakar Rp 6.800, kenaikannya 32% dalam jangka waktu 5-6 tahun ini," tuturnya.
Kedua, saat ini upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta juga sudah mengalami kenaikan. Pada tahun 2017, UMP DKI Jakarta hanya sekitar Rp 3,6 juta, saat ini sudah di angka Rp 4,9 juta.
Aspek ketiga, Daud mengatakan kenaikan tarif didorong karena biaya kebutuhan seperti tarif jalan tol yang juga mengalami peningkatan. Ia menyebut, bahkan saat ini tarif dasar ojek online saja sudah mengalami kenaikan.
Meski begitu, Transjakarta batal menaikkan tarif Royaltrans atas arahan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta demi mendukung kampanye pemerintah daerah agar masyarakat beralih menggunakan transportasi umum.
"Rencana kenaikan tarif ini pemerintah DKI Jakarta mengimbau PT Transportasi Jakarta sebagai korporasi mendukung kampanye pemerintah (masyarakat) penggunaan transportasi umum dengan cara menyediakan tarif yang terjangkau bagi masyarakat walau masyarakat menengah ke atas," ucapnya.
"Sehingga kaitannya dengan tadi adanya perhitungan tarifnya harusnya naik, maka direksi PT Transportasi Jakarta menyambut baik imbauan pemerintah DKI Jakarta yang mengimbau tarif yang terjangkau, kami memutuskan Royaltrans yang saat ini berlaku Rp 20.000 tetap akan berlaku Rp 20.000," pungkas Daud.
(ada/rrd)