Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir dan berpidato pada gelaran KTT BRICS (Brazil, Russia, India, China, and South Africa) di Afrika Selatan. Dalam pidatonya, Jokowi mengaku hadir tak hanya sebagai pemimpin Indonesia, melainkan mewakili 85% populasi dunia yang menginginkan win-win formula.
Jokowi menjelaskan dunia saat ini bergerak tanpa nakhoda. Perang dan konflik menyebabkan tragedi kemanusiaan, sementara krisis pangan menyeret puluhan juta orang jatuh ke jurang kemiskinan.
Belum lagi ada ancaman perubahan iklim yang mengintai umat manusia. Belajar dari pandemi, kata Jokowi, penyelesaian krisis global harus diselesaikan bersama-sama dan tidak boleh sendiri-sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kehadiran saya hari ini bukan hanya sebagai pemimpin Indonesia, tetapi sebagai sesama pemimpin The Global South yang mewakili 85% populasi dunia yang menginginkan win-win formula," katanya dalam KTT BRICS di Afrika Selatan, disiarkan di YouTube Presiden Afrika Selatan, Kamis (24/8/2023).
Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyoroti tatanan ekonomi dunia yang disebut tidak adil. Jurang pembangunan semakin lebar, sementara rakyat miskin dan kelaparan terus bertambah. Ia menegaskan kondisi ini tidak boleh dibiarkan.
"Negara berkembang harus bersatu untuk memperjuangkan hak-haknya, diskriminasi perdagangan harus kita tolak, hilirisasi industri tidak boleh dihalangi. Kita semuanya harus terus menyuarakan kerja sama yang setara dan inklusif," lanjutnya.
Jokowi berpandangan BRICS dapat menjadi bagian dalam memperjuangkan keadilan pembangunan, dan mereformasi tata kelola dunia yang lebih adil.
(ily/ara)