Kasus bayi tertukar di Bogor tepatnya di RS Sentosa bikin heboh belakangan ini. Kini kedua keluarga bayi tertukar berencana menempuh jalur hukum terhadap pihak Rumah Sakit (RS) Sentosa Bogor setelah bayi terbukti dinyatakan tertukar.
RS Sentosa kini menjadi sorotan usai disebut harus bertanggung jawab atas kasus tersebut. Siapa pemilik RS Sentosa?
Rumah Sakit Sentosa (RS Sentosa) adalah sendiri sebuah rumah sakit yang berada di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Melansir dari web rumah sakit, RS Sentosa awalnya merupakan Rumah Bersalin Sentosa yang didirikan pada tanggal 11 Agustus 2007 di bawah naungan Yayasan Sentosa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini RS Sentosa berubah menjadi PT. Pelita Medika Sentosa seiring dengan perubahan menjadi RS. Adapun pemilik Pelita Medika Sentosa adalah Frits M Rumintjap.
Ia juga merupakan Komisaris Utama PT Pelita Medika Sentosa. Pemilik nama lengkap Friedrich M Rumintjap itu lahir di Makassar pada 13 Mei 1960 dan kini juga menjadi dokter spesialis.
Selain menjadi dokter ia juga sekaligus purnawirawan TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan Kolonel (Purnawirawan). Dokter spesialis yang akrab disapa Frits ini diketahui merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Sebagai informasi, kedua pihak keluarga bayi yang tertukar di Bogor sepakat menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan. Kini kedua pihak keluarga bersiap mengambil langkah hukum terhadap pihak Rumah Sakit (RS) Sentosa atas tertukarnya bayi mereka.
"Jadi yang harus diperjelas adalah kami sebagai korban antara Ibu D dan Ibu S. Bukan kesepakatan kami dengan pihak RS. Jadi langkah-langkah hukum ke depannya pasti kami akan ambil antara kami dari kuasa para korban untuk melakukan upaya hukum terhadap RS Sentosa," kata pengacara Siti Mauliah (37), Rusdy Ridho, kepada wartawan, Jumat (25/8/2023) malam.
Rusdy mempertimbangkan membuat laporan polisi terhadap rumah sakit. Sebab, menurutnya, unsur pidana dalam peristiwa itu sudah jelas.
Sementara itu, pengacara Ibu D, Binsar Aritonang, menyampaikan kondisi kliennya saat mendengar hasil tes DNA. Menurutnya, Ibu D syok, namun menerima hasil tes DNA yang menyatakan 99,99 persen bayinya tertukar.
(ada/fdl)