Dikutip dari CNN CEO Heineken Dolf van den Brink menyebutkan perusahaan menghadapi tantangan berat di Rusia. "Meskipun prosesnya memakan waktu lebih lama dari perkiraan, tapi langkah ini bisa membuat kami menjadi perusahaan yang bertanggungjawab terhadap seluruh karyawan kami," kata dia dikutip dari CNN, Minggu (27/8/2023).
Keluarnya Heineken dari Rusia ini disebut akan membuat perusahaan rugi hingga US$ 323 juta.
Perang antara Rusia dan Ukraina yang dimulai pada Februari 2022 ini membuat kondisi kedua negara tak kondusif. Banyak perusahaan multinasional akhirnya meninggalkan Rusia.
Tapi 18 bulan terakhir, Kremlin mempersulit penjualan aset perusahaan Barat yang ada di Rusia. Perusahaan tersebut juga wajib menyetor biaya yang besar kepada pemerintah Rusia jika ingin menjual perusahaan.
Maret lalu Heineken akhirnya memutuskan untuk menuruti semua syarat yang ditentukan oleh pemerintah Rusia dan meninggalkan negara tersebut secepat mungkin.
Sekadar informasi Arnest Group merupakan perusahaan yang memproduksi kosmetik, barang rumah tangga dan kemasan logam untuk penyediaan barang konsumen. Arnest Group menjamin 1.800 karyawan Heineken bisa tetap bekerja selama tiga tahun ke depan. (kil/kil)