Jepang mengancam akan membawa China ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO/ World Trade Organization). Pasalnya, China melarang semua impor makanan laut (seafood) Jepang.
Keputusan ini diambil setelah Jepang membuang limbah air radioaktif dari pembangkit nuklir Fukushima Daiichi ke laut.
Menteri Keamanan Ekonomi Jepang Sanae Takaichi mengatakan pengajuan keluhan ke WTO akan menjadi opsi terakhir jika jalur diplomatik tidak efektif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sedang memasuki tahap di mana kita harus mempertimbangkan tindakan balasan terhadap pembatasan impor yang diberlakukan oleh Tiongkok, termasuk mengajukan keluhan kepada WTO jika protes melalui saluran diplomatik tidak efektif," kata Takaichi dikutip dari Kyodo News, Selasa (29/8/2023).
Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi juga mengatakan bahwa Jepang akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan melalui berbagai jalur, termasuk kerangka kerja WTO.
Hayashi mendesak agar China segera mencabut larangan impornya yang diberlakukan sejak Kamis (24/8) tak lama setelah Jepang mulai membuang limbah cair radioaktif dari pembangkit nuklir Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik.
Kedua negara besar di Asia ini berselisih mengenai keamanan air dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, yang rusak parah akibat gempa bumi dan tsunami tahun 2011 sehingga semakin memperburuk hubungan bilateral kedua negara yang tidak stabil.
Pemerintah China telah menyuarakan kekhawatirannya mengenai dampak dari air yang terkontaminasi nuklir dan memberlakukan larangan impor makanan laut untuk melindungi kehidupan dan kesehatan masyarakat.
China juga melarang operator produksi pangan membeli atau menggunakan makanan laut asal Jepang untuk diolah atau dijual.
Simak Video: Buntut Buang Limbah Nuklir, Jepang Diamuk Warga China Via Telepon