Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) heran kenapa produksi beras Indonesia kalah dengan India. Padahal menurutnya, jumlah penduduk Indonesia jauh lebih sedikit dari India, tetapi produksi beras di India melebih dari kebutuhan dalam negerinya.
"Saya baru dari India, saya salut juga sama India. India itu pak orangnya 1,4 miliar. India itu 1,4 miliar manusia pak, berasnya lebih," ujar Zulhas dalam acara Sosialisasi Permendag di Bidang Ekspor, di YouTube Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kamis (31/8/2023).
Sementara Indonesia yang jumlah penduduknya hanya 270 juta, pasokan berasnya kurang. Bahkan Indonesia sempat melakukan impor beras dari India pada tahap awal 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita beli dari dia. Padahal orangnya banyak yang makan. Kita orang yang lebih sedikit, tanahnya lebih subur, kurang beras," tuturnya.
Sebagai informasi, tahun ini pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor beras dalam memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP). Penugasan itu sebanyak 2 juta ton, dan impor dari India pada tahap awal 5.000 ton.
Hal ini dikatakan oleh Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal. Perum Bulog sebagai BUMN Pangan yang mendapatkan tugas impor beras, mengatakan impor yang dilakukan Indonesia terbesar dari Vietnam dan Thailand.
"Kalau dilihat dari kesediaan dan realisasi impor beras tahun kemarin dan tahun ini yang terbanyak adalah dari Thailand dan Vietnam," kata Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal kepada detikom, Senin (17/7/2023).
Iqbal mencontohkan pada impor beras tahap satu 2023, dalam 500.000 ton yang diimpor hanya 5.000 ton dari India. Sementara sebagian besar dari Vietnam, Thailand, dan sebagian kecil dari Pakistan.
"India ada paket yang 500.000 ton, itu hanya sekitar 5.000 ton dari India," jelasnya.
(ada/ara)