Pemerintah akan menggelar ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF) pada 5-6 September 2023, sebagai bagian dalam rangkaian acara ASEAN Summits 2023. Rencananya, lewat acara ini akan berkumpul sejumlah pimpinan hingga CEO dunia.
Direktur Sekolah Dinas Luar Negeri (SEKDILU) Kemlu RI, Lintang Paramitasari Parnohadiningrat mengatakan, AIPF akan menjadi forum untuk public private dialog, di mana akan dibahas sejumlah isu-isu dengan mengikutsertakan para pemain multinasional, termasuk sejumlah CEO global. Salah satunya tujuannya ialah untuk membahas potensi kerja sama.
"Membahas potensi, bagaimana menangani tantangan, dan semuanya juga harus didukung oleh upaya penguatan pembiayaan sehingga kita bisa mewujudkan ASEAN sebagai epicentrum of growth," katanya, dalam acara detik Pagi, dikutip Senin (4/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita yang akrab disapa Mita itu mengatakan, secara paralel pihaknya juga sedang memfasilitasi beberapa perusahaan yang sudah lama menggodog rencana kerja sama dan tengah dalam tahap pembahasan untuk tanda tangan kesepakatan. Selain itu, lewat forum ini juga didorong agar bisa tercipta kerja sama baru.
"Juga ada upaya untuk mengumpulkan concrete deriberbels. Jadi kita mengumpulkan negara-negara ASEAN ini untuk bersama-sama melakukan promosi investasi untuk isu-isu terkait dengan infrastruktur, khususnya green infrastructure dan juga digitalisation. Nanti kita juga akan membuka kesempatan untuk business match making dan juga untuk bisa memastikan adanya hasil konkrit dari kegiatan ini," kata Mita.
Lebih lanjut ia memaparkan, lewat acara ini ada tiga isu utama yang akan dibahas. Isu tersebut antara lain green infrastructure and resilient supply chain, digital transformation and digital economic, serta sustainable and innovative financing.
Mita pun menjelaskan alasan mengapa ketiga isu tersebut menjadi pokok bahasan. Pertama, demi mendorong investasi di sektor hijau di ASEAN. Investasi hijau di ASEAN sendiri saat ini telah mencapai US$ 5,2 miliar, dan masih membutuhkan US$ 1,5 miliar untuk bisa mencapai target penurunan emisi yang tercantum dalam Nationally Determined Contributions (NDCs).
"Sementara untuk ekonomi digital ASEAN, diproyeksikan akan mencapai US$ 1 triliun untuk gross merchandise value (GMV) di 2023. Oleh karena itu perlu diperkuat komitmen dan upaya di ASEAN untuk bisa lebih banyak lagi mewujudkan kesempatan bagi pemain-pemain digital," lanjutnya.
Sementara di KTT ASEAN sendiri, lanjut Mita, akan dibahas mengenai ASEAN Digital Economic Framework Agreement yang akan segera dimulai negosiasinya di akhir tahun 2023 ini. Tak hanya itu, juga akan ada pembahasan terkait dengan pembentukkan ekosistem Electric Vehicle (EV).
"Dalam hal ini para pemimpin ASEAN juga membahas mengenai sebuah ide bagaimana ASEAN menjadi global production hub untuk EV dan juga mendorong energy transition. Dokumen yang akan keluar di KTT ialah ASEAN Leaders Declaration on Developing Regional Electric Vehicle Ecosystem. Pembahasan-pembahasan tadi perlu dibumikan agar private sektor lebih aware dan mereka juga kan berkontribusi pada berbagai komitmen yang terjadi di KTT," pungkasnya.
(shc/rrd)