Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengingatkan sejumlah tantangan yang bakal mempengaruhi ketahanan pangan global. Cuaca ekstrem menghantam sejumlah negara, termasuk Indonesia, India, China, Filipina dan sejumlah negara lainnya.
Terjadinya bencana ini tentu bukan kebetulan. Oleh karena itu Trudeau menekankan pentingnya kolaborasi bersama demi menghadapi tantangan tersebut.
"Kita melihat hujan lebat dan banjir terjadi di sini, di India juga, badai di Korea, China, Jepang dan Filipina hingga Taiwan, Topan dahsyat menyapu Asia, dan pada April, suhu di Laos dan Thailand mencatatkan rekor. Bencana yang dihadapi di seluruh dunia bukan sekedar nasib buruk, tapi dipicu oleh perubahan iklim dan terkikisnya alam," katanya katanya dalam acara ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF) di Hotel Mulia Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Permasalahan iklim menjadi persoalan bersama. Masalah tersebut tentu membutuhkan solusi menyeluruh dari dunia. Kita harus bertanggung jawab dalam beberapa tahun ke depan, apalagi bencana alam, pandemi, krisis global, dampak buruk perang, kita terus menerus melihatnya," tambahnya.
Ia memamerkan Kanada yang dilimpahi sumber daya alam (SDA) luar biasa. Menurutnya, negara di Amerika Utara ini merupakan salah satu ahli pangan terbaik di dunia yang bisa berkontribusi bagi ketahanan pangan ASEAN.
"Kanada adalah salah satu ahli pangan terbesar di dunia dan dapat berkontribusi terhadap ketahanan pangan ASEAN. Dan kami merupakan salah satu eksportir terbesar di dunia," imbuhnya.
Ia menambahkan, Kanada juga memiliki SDA yang mendukung pengembangan ekosistem energi bersih, termasuk panel surya hingga baterai kendaraan listrik.
Menurutnya salah satu bentuk tanggung jawab terhadap masalah iklim adalah mendorong penggunaan energi bersih. Kanada, jelas Trudeau, telah berkontribusi dalam sejumlah proyek di ASEAN termasuk Indonesia.
Misalnya menggarap proyek penyediaan air minum bersih yang bermanfaat ke lebih dari 2 juta orang. Di Nusa Tenggara dan Maluku, Kanada menggarap proyek yang menghubungkan jutaan orang ke aliran listrik.
"Bantuan dari Kanada dan sejumlah pihak dalam proyek ini menghasilkan US$ 400 juta dari sektor swasta. Inisiatif ini akan membantu mengatasi dampak perubahan iklim sekaligus menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, kita menjaga masyarakat dan menciptakan lapangan kerja," jelasnya.
(ily/ara)