PBB Sebut Dunia Butuh Investasi Rp 7.600 T/Tahun buat Pembangunan Berkelanjutan

KTT ASEAN 2023

PBB Sebut Dunia Butuh Investasi Rp 7.600 T/Tahun buat Pembangunan Berkelanjutan

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 07 Sep 2023 14:03 WIB
Sekjen PBB Antonio Guterres memuji kepiawaian diplomasi Jokowi dan Indonesia. Hal itu disampaikan Guterres usai bertemu Jokowi.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan butuh investasi senilai US$ 500 miliar atau setara Rp 7.661 triliun (kurs Rp 15.322) per tahun untuk dunia. Hal itu guna mendukung target pembangunan berkelanjutan (TPB).

"Kita membutuhkan investasi untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan setidaknya US$ 500 miliar per tahun untuk membantu menyelamatkan TPB," kata Antonio dalam konferensi pers di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Berdasarkan laporan International Institute for Sustainable Development (IISD), dana investasi tersebut akan disalurkan untuk tiga sektor. Pertama, mengatasi tingginya biaya utang dan meningkatnya risiko kesulitan utang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Termasuk dengan mengubah pinjaman jangka pendek berbunga tinggi menjadi utang jangka panjang dengan suku bunga lebih rendah," tulis laporan tersebut.

Kedua, meningkatkan pembiayaan jangka panjang yang terjangkau untuk pembangunan terutama melalui bank pembangunan publik (PDB) dan bank pembangunan multilateral (MDB). Ketiga, membantu memberikan pembiayaan darurat ke negara-negara yang membutuhkan.

ADVERTISEMENT

Menurut Antonio, diperlukan reformasi struktur keuangan global sehingga benar-benar mewakili realitas ekonomi dan politik saat ini, serta lebih responsif terhadap kebutuhan negara-negara berkembang.

Selain itu, dunia juga perlu meningkatkan likuiditas dengan menambah US$ 100 miliar Hak Penarikan Khusus (SDR) yang tidak terpakai melalui bank-bank pembangunan multilateral. Hal ini sesuai model yang diusulkan Bank Pembangunan Afrika dan Bank Pembangunan Inter-Amerika.

"Kita perlu membuat mekanisme pembayaran utang yang efektif untuk mendukung penangguhan pembayaran, jangka waktu pinjaman yang lebih panjang, dan suku bunga yang lebih rendah," jelas Antonio.

Simak Video: PBB Puji Langkah Indonesia Sebagai Ketua ASEAN di Konflik Myanmar

[Gambas:Video 20detik]




(aid/rrd)

Hide Ads