KTT ASEAN-Australia sepakat melengkapi penandatangan Protokol Perubahan Kedua Persetujuan Pendirian Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru (2nd Protocol to Amend the Agreement Establishing ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area/AANZFTA) sebelum akhir tahun 2023. Hal itu untuk memenuhi target implementasi AANZFTA tahun 2024 tercapai.
Hal itu diungkapkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) usai ikut mendampingi Presiden Joko Widodo RI (Jokowi) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
Adapun sederet negara yang sudah menandatangani Perubahan Protokol Perubahan Kedua AANZFTA ialah Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Australia, dan Selandia Baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"ASEAN-Australia sepakat memperkuat kerja sama ekonomi lewat penandatangan 2nd Protocol to Amend the Agreement Establishing ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area. Ini saya yang tandatangani di Semarang kemarin. Kita sudah selesaikan dan tadi di-adopt," ujar Zulhas, Kamis (7/9/2023).
Sebagai informasi, terdapat tiga bab baru pada perubahan kedua AANZFTA, yaitu tentang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); perdagangan dan pembangunan berkelanjutan; dan pengadaan barang/jasa pemerintah. Pembaruan perjanjian AANZFTA memberi sejumlah manfaat lain bagi Indonesia.
Pertama, memberikan fasilitasi dan kepastian iklim usaha dan perlindungan konsumen. Kedua, meningkatkan penggunaan dan adopsi teknologi digital pada perdagangan, termasuk sistem pembayaran elektronik dan akses telekomunikasi.
Ketiga, responsif terhadap tantangan maupun krisis di masa mendatang melalui kesepakatan kemudahan fasilitasi perdagangan barang esensial. Keempat, membuka area kerja sama, pertukaran informasi, dan peningkatan kapasitas pada UMKM, pengadaan barang/jasa pemerintah, serta perdagangan dan pembangunan yang berkelanjutan.
Lebih lanjut Zulhas yang Ketua Umum PAN tersebut menjelaskan KTT ASEAN-Australia juga sepakat untuk bekerja sama dalam penyediaan energi bersih, memperkuat masterplan ASEAN connectivity (MPAC 2025), serta pengembangan kendaraan listrik.
"Di ASEAN ada nikel, di Australia ada litium. Kalau digabungkan, kita sudah cukup punya (pengembangan) mobil listrik, cukup dari dua (kawasan) ini aja," ujar Zulhas.
Dalam KTT ASEAN-Australia tersebut juga disahkan ASEAN-Australia Joint Leaders' Statement on Strengthening Food Security and Nutrition on Response to Crisis atau tentang keamanan pangan serta kestabilan kawasan.
"(untuk menghadapi) food crisis, jadi dengan kesepakatan misalnya penyediaan gandum, daging, dan lain-lain untuk saling mendukung kebutuhan, keamanan, ketersediaan, dan (menjaga) harga bahan pokok ASEAN-Australia," ujar Zulhas.
(ncm/ega)