apenyertaan modal negara (PMN) untuk BUMN pada tahun depan. PMN tersebut salah satunya untuk PT Pelni (Persero).
Erick mengatakan, PMN ini penting bagi Pelni mengingat kapal yang dioperasikan sudah tua.
"Karena beberapa hal yang menjadi sangat penting, ketika kita melihat misal contoh kaya Pelni ini pelayanan. Kita negara kepulauan, tapi kalau kapal-kapalnya sudah 30 tahun kan ini keamanan menjadi penting," katanya di DPR, Jakarta, Kamis (14/9/2023).
Dia menerangkan, PMN sebesar Rp 12,8 triliun itu masih akan dibahas dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Adapun rincian PMN Rp 12,8 triliun itu yakni untuk PT KAI (Persero) Rp 2 triliun, IndonesiaRe Rp 1 triliun, PT Pelni (Persero) Rp 3 triliun, PT Inka (Persero) 1 triliun, PT PLN (Persero) Rp 5,86 triliun dan ID Food Rp 832 miliar.
"Iya, masih ada diskusi antara Banggar, Kemenkeu, dengan kami," katanya.
Dia berharap, perusahaan pelat merah mendapat PMN mengingat target setoran dividen juga makin besar tahun depan. Sejalan dengan itu, kondisi BUMN juga semakin sehat.
"Kita berharap kan deviden yang kita berikan kan akan naik juga dari Rp 80 triliun ke Rp 85 triliun, artinya kalau komposisi yang selama ini dianggap 'Oh ini BUMN tidak sehat', buktinya devidennya tambah besar lagi, pendapatannya tambah besar lagi," kata Erick.
"Sebagai catatan saja, kalau utangnya Rp 1.600 triliun modalnya Rp 3.200 triliun udah sehat, belum lagi kalau kita comparise perusahaan-perusahaan BUMN yang ada di bursa itu dari Rp 1700 triliun dulu valuasinya, sekarang Rp 2.200 triliun. Jadi udah naik lagi, alhamdulillah sehat," tambahnya.
Simak juga Video: Penumpang Membeludak, Tiket Kapal Pelni di Parepare Sampai Ditambah 60%
(acd/rrd)