Komisi XI DPR RI menggelar rapat dengar pendapat dengan sejumlah BUMN yang mengusulkan penyertaan modal negara (PMN). Mereka adalah PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), PT Len Industri (Persero), PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), dan PT Wijaya Karya (Persero).
Awalnya rapat digelar secara terbuka dengan pemaparan dari masing-masing perwakilan perseroan yang menyampaikan kondisi neraca keuangan atau urgensi pemberian PMN hingga rencana penggunaan PMN tersebut. Saat WIKA mendapatkan kesempatan terakhir paparan, pembahasannya diusulkan untuk tertutup.
"Jadi WIKA nanti tertutup ya. Begitu Pak Rio (Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu) ya? Kalau begitu sekarang kita skor saja dulu. Sambil nanti kita persiapkan kondisi tertutupnya," kata Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie Othniel Frederic Palit yang memimpin rapat, Rabu (20/9/2023).
Baca juga: Kelar Restrukturisasi, Waskita dan HK Merger |
Usulan rapat tertutup membahas WIKA awalnya disampaikan oleh salah satu anggota Komisi XI DPR RI. Ia khawatir pembahasan itu nantinya mempengaruhi kondisi pasar saham WIKA yang merupakan perusahaan terbuka.
"(Kalau terbuka) kita akan setengah, nggak bisa membahas secara lebih detail. Kalau kita membahas lebih mendalam ini juga akan mempengaruhi keterbukaan di dalam pasar karena WIKA ini dibandingkan yang lain, ini adalah perusahaan terbuka," katanya.
"Jadi mohon sidang yang terhormat ini bisa mempertimbangkan karena kalau kita mau melakukan pendalaman, tentu tidak bisa kita juga membatasi dari hal-hal yang akhirnya membuka, apalagi ini pembahasan kepada neraca keuangan dan seterusnya. Jadi mohon untuk WIKA mungkin ada pertimbangan secara khusus," tambahnya.
Seperti diketahui, kondisi keuangan WIKA sedang 'berdarah-darah' dan saat ini sedang memasuki fase restrukturisasi. Sampai semester I-2023 pihaknya mencatatkan rugi bersih Rp 1,997 triliun.
Kondisi itu tidak terlepas dari adanya pandemi COVID-19. "Memang kami harus akui bahwa WIKA sebagai salah satu pemain industri konstruksi di Indonesia menghadapi tantangan yang cukup serius dari pandemi COVID-19," kata Direktur Keuangan Manajemen Risiko WIKA Adityo Kusumo dalam kesempatan yang sama.
(aid/rrd)