Gara-gara Ini, Prancis Mau Hapus Tiket Pesawat Murah!

Gara-gara Ini, Prancis Mau Hapus Tiket Pesawat Murah!

Samuel Gading - detikFinance
Kamis, 21 Sep 2023 15:24 WIB
Ilustrasi Hari Bahasa Prancis 2023.
Ilustrasi Prancis - Foto: Istimewa/ Unsplash.com
Jakarta -

Prancis berencana menghapus harga tiket pesawat murah. Menteri Transportasi Prancis Clement Beaune mengungkapkan hal ini karena Prancis ingin menekan dampak lingkungan dan sosial dari penerbangan.

Dia juga mengajak negara Uni Eropa untuk menghitung ulang harga minimum tiket pesawat demi mengurangi emisi karbon di sektor penerbangan.

Dikutip dari EuroNews disebutkan, tiket pesawat seharga €10 atau Rp 163 ribu kini sudah tidak bisa lagi diperjualbelikan. Menurut dia harganya terlalu rendah dibanding dampaknya ke sektor penerbangan dan lingkungan.

Menanggapi hal tersebut, ahli perjalanan dan pendiri organisasi nirlaba Trains for Europe, Jon Worth, menyambut baik wacana yang dilontarkan oleh Clément. Namun, ia menjelaskan harus ada kajian yang lebih matang terkait rencana tersebut.

Menukil data dari kelompok kampanye iklim, Possible, Jon menjelaskan hanya 2% penduduk Prancis yang membeli tiket pesawat. Hal ini berarti mayoritas dari pengguna pesawat di Prancis adalah masyarakat yang mampu atau kaum elit saja. Apalagi, berdasarkan data itu pula, sebanyak 37% warga Uni Eropa diketahui tidak pernah keluar dari negara mereka sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Data ini diduga terjadi karena beberapa sebab. Salah satunya adalah mahalnya harga transportasi lintas negara di Uni Eropa. Menurut data Greenpeace pada Juli 2023, hanya 12 jalur kereta api di Uni Eropa yang cepat, handal, dan lebih murah dari pesawat. Kesimpulan ini diambil organisasi nirlaba itu setelah menganalisis sekitar 112 jalur kereta.

Pada Mei 2023, Prancis diketahui melarang sejumlah rute penerbangan domestik. Pemerintah Prancis menyarankan masyarakat mengganti moda transportasi dengan perjalanan kereta api. Namun karena kereta api tidak bisa berjalan sampai larut malam, larangan itu hanya berlaku di tiga rute yakni Paris Orly-Bordeaux, Lyon, dan Nantes.

Berbagai aktivis dan organisasi pro lingkungan pun mengkritik kebijakan tersebut. Larangan dinilai tidak efektif mengurangi emisi karbon penerbangan. Sebab, kurangnya kereta yang memadai justru membuat wisatawan lebih memilih penerbangan pesawat.

"Jika Anda ingin terbang dari Paris ke Barcelona atau dari Paris ke Frankfurt, kapasitas kereta api pada rute-rute seperti itu terlalu rendah," kata Jon. "Jenis tindakan seperti ini adalah hukuman, tetapi kita kekurangan insentif untuk membuat orang mengubah perilaku mereka," sambungnya.
Menteri Transportasi Disebut Cari Muka

Selain perihal rute kereta api, Jon juga mengkritik klaim Menteri Transportasi Prancis Clément Beaune yang mengatakan harga tiket pesawat hanya €10. Berdasarkan kajian pihaknya, Jon menjelaskan tarif minimum untuk tiket sekali perjalanan pesawat kini memakan sekitar
€40 (Rp 655 ribu) hingga €50 (Rp 819 ribu).

Ia pun menilai Prancis bakal kesulitan mengajak negara-negara lain untuk berdiskusi soal tarif pesawat. Pasalnya, di Inggris pajak bagi warga negara yang sering menggunakan pesawat masih diperdebatkan sampai sekarang. Adapun Jerman telah mencari solusi dengan memotong rute penerbangan domestik.

Prancis adalah salah satu negara yang belum memiliki konektivitas antar moda transportasi yang baik. Di negara bermoto 'Liberté, égalité, fraternité' itu, wisatawan hanya bisa terhubung dengan kereta api kecepatan tinggi, yakni TGV INOUI dengan penerbangan Air France.

"Ini adalah langkah Prancis yang sangat khas, langkah Macron yang sangat khas. Dalam hal taktis, ini bukan cara terbaik," kata Jon. "Jerman tidak akan sangat antusias karena menteri transportasinya yang liberal, Spanyol mungkin akan lebih tertarik, Belanda juga demikian, kecuali dari mereka, sulit untuk mengatakan," lanjutnya.

Oleh sebab itu, Jon pun menyimpulkan bahwa Clément Beaune sebenarnya tidak mencari solusi, namun hanya mencari publisitas dibanding perubahan nyata di sektor penerbangan.

"Publisitas internasional dari larangan penerbangan pendek Prancis sangat besar. Itu tidak berguna! Tapi itu memberikan publisitas internasional yang baik bagi Macron, saya takut Beaune melakukan hal yang sama. Bahwa implementasinya akan memiliki dampak yang sama," bebernya.

Simak juga Video: Menara Eiffel Digegerkan Ancaman Bom, Pengunjung Dievakuasi

ADVERTISEMENT

[Gambas:Video 20detik]




(kil/kil)

Hide Ads