Harga beras terpantau masih melanjutkan kenaikan. Pada Kamis (21/9) berdasarkan pantauan di Panel Harga Badan Pangan menunjukkan harga beras medium naik Rp 130 ke rekor Rp 12.980/kg dan beras premium naik Rp 200 ke Rp 14.580/kg.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S Budiman mengatakan kenaikan harga beras saat ini karena dipengaruhi musim dan fenomena iklim El Nino yang berkepanjangan.
"September ini kita lihat (beras) kenaikannya sudah 4,4%. Dia naik karena memang musim tanamnya kan sekarang baru mulai, yang panen sekarang pun dia panen gadu. Lalu ada El Nino yang sedikit mengalami perpanjangan," kata Aida dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur di kantornya, Kamis (21/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aida mengatakan indeks El Nino yang terjadi saat ini sebenarnya masih lemah. Hanya saja, El Nino diprediksi berlangsung lebih lama dari prakiraan awal.
"Tadinya kita perkirakan dia sudah selesai di akhir tahun, tapi gambaran sekarang tampaknya sedikit bergeser 1 bulan di tahun 2024. Jadi itu yang kita lihat," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo meyakini inflasi akan tetap terkendali di kisaran 3+-1% sampai akhir 2023. Pasalnya permasalahan beras sudah ditangani lewat percepatan pemberian bantuan sosial (bansos) pangan untuk memastikan kebutuhan beras di masyarakat terpenuhi dalam 3 bulan ke depan.
"Oleh karena itu kami masih meyakini bahwa inflasi di akhir tahun ini akan terkendali di sekitar 3% sehingga itu akan dalam kisaran sasaran kita 3+-1%," ujar Perry.
Perry meyakinkan bahwa tim pengendalian inflasi pusat dan daerah terus secara efektif melakukan koordinasi untuk menjaga inflasi pangan terkendali. Bahkan akhir 2024 diproyeksi inflasi dapat turun ke level 2,8%.
"Kami melihat inflasi akan tetap terkendali dan rendah. Kami juga mencermati tidak hanya dari data BPS, tetapi juga dari survey pemantauan harga dari 46 kantor-kantor BI dan komoditas-komoditas utama dan kami koordinasi dengan pemerintah," pungkasnya.
(aid/rrd)