Goodyear Tire and Rubber mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 700 karyawan dan menjual 100 toko ritel ban untuk wilayah Asia Pasifik.
Dilansir dari Reuters Minggu (24/9/2023), juru bicara Goodyear mengatakan langkah tersebut diambil agar bisa meningkatkan profitabilitas di Australia dan Selandia Baru. Selain itu, langkah ini diharapkan bisa meningkatkan pendapatan operasional sekitar US$ 5 juta hingga US$ 55 juta pada tahun 2025.
Selain itu, Goodyear juga akan menutup 9 lokasi gudang. Hal ini terlihat dalam pengajuan regulasi. Keputusan ini diketahui mengikuti keputusan serupa yang diumumkan oleh perusahaan pada awal bulan ini. Keputusan tersebut berlaku untuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika yang mengakibatkan PHK sebesar 1.200 karyawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan yang berbasis di Ohio ini menambahkan rencana ini sudah disetujui dan menjadi bagian dari upaya restrukturisasi lebih luas yang akan selesai pada akhir 2024. Biaya sebelum pajak diperkirakan antara US$ 55 juta hingga US$ 65 juta.
Berdasarkan catatan detikcom Senin (11/9/2023) Goodyear Tire & Rubber telah menyetujui rencana rasionalisasi dan reorganisasi tenaga kerja di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Langkah ini akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.200 karyawannya.
Keputusan tersebut diambil setelah aktivis investor Elliott Investment Management pada bulan Mei mengkritik Goodyear karena mismanajemen. Perusahaan juga dinilai tertinggal dari pesaingnya Michelin dan Bridgestone.
Atas kondisi ini, sebagai pemegang 10% saham di perusahaan ban berusia 125 tahun tersebut, Elliott juga telah mendorong Goodyear untuk melakukan peninjauan operasional dan penjualan tokonya.
Laporan keuangan perusahaan Goodyear pada bulan lalu mengalami kerugian 73 sen per saham pada kuartal II, dari laba sebesar 58 sen per saham pada tahun sebelumnya.
Lihat juga Video 'Angka Pengangguran RI Turun Tapi Gelombang PHK Diprediksi Masih Berlanjut':