Harga beras belum juga turun. Secara rata-rata nasional saat ini harga beras medium sudah tembus Rp 13.000 per kilogram (kg).
Pemerintah sejauh ini telah melakukan upaya untuk menurunkan harga beras, mulai dari operasi pasar dengan menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP), bantuan pangan beras, hingga gerakan pangan murah.
Lantas, kenapa harga beras belum mengalami penurunan? Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menerangkan, pemerintah baru saja melakukan upaya operasi pasar dan penyaluran bantuan sosial beras pada September ini. Namun, memang belum sebulan upaya itu dilakukan untuk menurunkan harga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seingat saya baru dua mingguan disalurkan (bansos beras). Butuh waktu untuk punya dampak atau pengaruh ke harga. Pada saat yang sama pemerintah juga tetap melakukan operasi pasar bernama stabilisasi pasokan dan harga pangan atau SPHP. Ini dilakukan sejak awal tahun, tanpa jeda," kata dia kepada detikcom, Senin (25/9/2023).
Menurutnya, butuh waktu yang cukup lama agar harga beras turun. Khudori juga menilai, cukup sulit harga beras turun jika dengan operasi pasar saja. Langkah itu menurut dia hanya bisa menahan harga tidak mengalami kenaikan lagi.
"Sepertinya berharap harga beras turun, seperti harapan presiden, agak sulit. Bahwa operasi pasar dan bansos beras kemungkinan akan menahan kenaikan harga beras, ya. Ini berpijak dari pengalaman sebelumnya. Saat ada bansos beras periode pertama: Maret-Mei 2023 yang penyalurannya molor sampai Juni. Harga beras saat itu relatif stabil. Ada kenaikan tapi tipis," terang dia.
Tetapi menurutnya, harga beras bisa turun jika kebutuhan di pasar terpenuhi. Namun, kondisi sekarang pasokan sedikit, dan cadangan beras pemerintah (CBP) terus terkuras untuk intervensi.
"Harga bisa turun kalau kebutuhan pasar, berapapun jumlahnya, dipenuhi. Artinya pasar dipenuhi. Masalahnya, dengan stok seperti sekarang penjenuhan itu bakal menguras cadangan yang ada," tuturnya.
Harga beras juga belum mengalami penurunan karena keterbatasan pasokan di produsen. Harga gabah kering panen (GKP) saja sudah tembus lebih dari Rp 7.500 per kilogram (kg).
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan harga beras memang belum mengalami penurunan. Menurut datanya, rata-rata nasional untuk beras medium tinggi di angka Rp 13.000/kg dan harga beras premium sudah tembus Rp 15.000/kg.
"Sekarang sudah di angka Rp 13.000 untuk medium secara rata-rata nasional, minggu kemarin kan masih Rp 12.700 sampai 12.800/kg. Premium cukup tinggi bahkan sampai Rp 15.000," tuturnya kepada detikcom.
Harga beras di penggilingan masih tinggi. Cek halaman berikutnya.