Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menjajaki kerja sama investasi dengan pengusaha Arab Saudi, Mr. Abdulaziz Almudaihesh. Dalam hal ini, Abdulaziz membuka peluang kepada para pengusaha Indonesia untuk membangun sekaligus mengelola empat tower di lokasi lahan yang jaraknya sekitar 600 dari Masjidil Haram, Makkah.
"Empat tower tersebut dapat dijadikan hotel dan residensial apartemen. Selain itu, sebanyak tiga lantai dari masing-masing tower, dapat dijadikan area komersil. Bisa dimanfaatkan untuk memasarkan berbagai produk UMKM dan berbagai jenis hasil usaha dari Indonesia. Menjadikannya sebagai Indonesia Tower, pertama di Arab Saudi," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Jumat (29/9/2023).
Hal ini disampaikannya usai menerima Tokoh Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia Mufti Menk bersama pengusaha Arab Saudi Mr. Abdulaziz Almudaihesh, di Jakarta hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini mengungkapkan jumlah jemaah umrah dan haji Indonesia merupakan terbesar di dunia. Dalam satu tahun, rata-rata jamaah umrah Indonesia mencapai 1 juta jiwa.
Selain itu, kuota haji Indonesia juga terbesar, mencapai 221.000 jiwa. Oleh sebab itu, adanya pelaku usaha Indonesia yang berinvestasi di sektor properti di Arab Saudi dapat memudahkan jemaah umrah dan haji Indonesia mendapatkan penginapan yang layak, aman, nyaman, dan juga penuh dengan suasana Indonesia.
"Keberadaan Indonesia Tower juga dapat membuka peluang bagi para lulusan perhotelan dan pariwisata dari Indonesia untuk bekerja di sana. Sehingga para jamaah yang menginap, tidak kesulitan karena ada pekerja dari Indonesia yang melayani mereka," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini pun mengapresiasi pandangan Mufti Menk, yang menilai umat islam di Indonesia berpengaruh besar terhadap wajah Islam di dunia, terutama dalam hal toleransi dan menghormati keberagaman.
"Hal ini karena umat Islam di Indonesia senantiasa mengamalkan islam yang Rahmatan Lil Alamin, dengan mengedepankan nilai tasamuh (toleran), tawazun (seimbang/harmoni), tawassuth (moderat), dan ta'addul (keadilan). Sehingga antara ajaran agama dengan kehidupan kebangsaan, maupun dengan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya, bisa berjalan beriringan," pungkas Bamsoet.
(ncm/ncm)