Aplikasi kencan online Tinder mulai dimanfaatkan untuk mencari kerja oleh para sarjana di China. Lulusan dan profesional muda di negara itu memang tengah mengalami masa sulit.
Kantor Biro Statistik Nasional menunjukkan tingkat pengangguran kaum muda China mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 21,3% pada bulan Juni.
Dikutip detikcom dari Business Insider yang melansir Sixth Tone, Minggu (1/10/2023), tren ini terjadi usai aplikasi LinkedIn hengkang dari China. Layanan Linkedin yang bernama inCarer ditutup di China. Mei lalu Linkedin juga melakukan pemutusan hubungan kerja massal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu lulusan Universitas Peking mengatakan, aplikasi Tinder membantu dirinya mengembangkan karier profesional. Teman kencan yang ditemui di Tinder kerap memberikan tips untuk mendapat kesempatan magang di tempat mereka bekerja.
Beberapa pengguna lainnya terang-terangan menggunakan Tinder untuk mencari kerja. Salah satu sarjana bidang fesyen berusia 22 tahun dari Beijing mengaku sudah melamar ke lebih dari 30 posisi lewat cara konvensional.
Namun hasilnya sia-sia. Ia lalu mengunggah foto di profil di Tinder dan menulis sebuah pesan.
"Apa ada yang butuh pekerjaan? Saya sedang mencari kerja. Silakan pekerjakan saya," tulis pesan tersebut.
Tidak diterangkan apakah usahanya itu membuahkan hasil. Tapi sejumlah orang terlihat menyukai ide tersebut. Termasuk seorang pengguna di platform sosial China Xiaohongshu, yang memposting serangkaian tips cara mencari pekerjaan di Tinder pada bulan Juni.
Dalam postingan tersebut, pengguna memberikan enam saran, termasuk saran agar pengguna hanya menjodohkan pria dari industri tertentu yang mereka minati, memulai percakapan menanyakan pekerjaan jodoh mereka, dan secara bertahap berbagi perjuangan sebelum berbicara soal jodoh.
Di akhir postingan, pengguna menulis bahwa mereka telah menggunakan tips ini untuk mendapatkan kecocokan guna membantu mengedit resume mereka dan mendapatkan rekomendasi kepada pemberi kerja.
Tapi, juru bicara Tinder mengatakan perilaku itu justru berpotensi melanggar pedoman komunitas platform.
"Pedoman kami memperkuat kebijakan kami bahwa pengguna harus menggunakan Tinder untuk menjalin hubungan pribadi, bukan hubungan bisnis," kata juru bicara Tinder.
"Tinder bukanlah tempat untuk mempromosikan bisnis untuk mencoba menghasilkan uang. Demikian pula, pengguna juga tidak boleh mengiklankan, mempromosikan, atau membagikan akun atau tautan sosial untuk mendapatkan pengikut, menjual barang, menggalang dana, atau berkampanye," tambahnya.
Ini bukan pertama kalinya pengguna memanfaatkan aplikasi media sosial untuk meningkatkan peluang mereka mendapatkan pekerjaan. Tagar #careertok ditonton lebih dari 1,7 miliar kali di TikTok dan menampilkan video yang berbagi kiat tentang teknik wawancara dan jaringan.
(ily/das)