Jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju turut tampil dalam parade batik di depan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) malam ini. Hal tersebut dilakukan oleh para menteri pada kegiatan Istana Berbatik, di halaman Istana Merdeka, Jakarta.
Mulai dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menkop UMKM Teten Masduki, Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, hingga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) tampil menawan dengan balutan batik khas nusantara.
Selain itu, juga ada Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang ikut dalam parade tersebut.
Pada kesempatan itu, para menteri berjalan bergantian untuk menunjukkan pesona batik yang dikenakannya di hadapan Presiden Jokowi.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi mengingatkan para masyarakat untuk bangga akan budaya yang dimiliki Indonesia. Menurutnya, sudah seharusnya masyarakat bersyukur sebab batik bukan hanya sekedar peninggalan Nusantara, tetapi memiliki nilai dan makna sejarah untuk bangsa Indonesia.
"Bangsa Indonesia patut bersyukur memiliki batik yang bukan hanya sebagai karya seni biasa tapi merupakan warisan budaya tak benda dunia. Dengan simbolisme, teknik dan budaya yang sangat melekat dengan Indonesia," kata Jokowi pada pembukaan kegiatan Istana Berbatik, Minggu (1/10/2023).
Jokowi juga mengajak masyarakat Indonesia untuk bangga dengan batik, dan tidak lupa untuk melestarikannya.
"Saya mengajak masyarakat Indonesia untuk menumbuhkan kebanggaan pada kekayaan seni dan budaya Indonesia, serta aktif melestarikan dan mengembangkannya," ungkapnya.
Sebagai informasi, kegiatan Istana Berbatik juga diikuti oleh raja-raja dari Keraton Indonesia, Miss Indonesia dan Puteri Indonesia, publik figur dan keluarganya seperti Titi Kamal dan Atta Halilintar, para gubernur, duta besar, atlet berprestasi, dan juga wakil beberapa menteri.
Simak Video "Video: Sambangi Kalteng, Menko Zulhas Dapat Gelar Kehormatan Adat"
(ega/ega)