Inflasi Harga Beras Tertinggi Sejak 2018, tapi Jadi Berkah Petani

Inflasi Harga Beras Tertinggi Sejak 2018, tapi Jadi Berkah Petani

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 03 Okt 2023 08:30 WIB
Inflasi pada Juli 2022 sebesar 4,94% menjadi rekor tertinggi sejak Oktober 2015. Harga komoditas pun menjadi naik.
Foto: A.Prasetia/detikcom
Jakarta -

Komoditas beras masih menjadi penyumbang utama inflasi pada September 2023. Secara bulanan inflasi beras merupakan yang tertinggi sejak Februari 2018 dan secara tahunan tertinggi sejak 2014.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan inflasi beras pada September 2023 mencapai 5,61% secara bulanan (mtm) dengan andil inflasi 0,18%. Secara tahunan (yoy), inflasi beras sebesar 18,44% dan memberikan andil inflasi 0,55%.

"Inflasi beras September 2023 secara mtm merupakan yang tertinggi sejak Februari 2018," kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (2/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amalia menyebut kenaikan harga beras terjadi baik di tingkat penggilingan, grosir, maupun eceran (konsumen). Kondisi ini terjadi dikarenakan produksi padi yang semakin menurun akibat penurunan luas panen dan dampak El Nino.

"Selain itu, di beberapa negara penghasil utama beras dunia seperti Thailand, Vietnam dan India sudah mulai terjadi penurunan produksi beras dan bahkan India melakukan kebijakan untuk pembatasan impor. Jadi kenaikan harga beras ini dikontribusikan oleh terganggunya dari sisi supply," bebernya.

ADVERTISEMENT

Di tingkat penggilingan, rata-rata harga beras pada September 2023 naik 10,33% secara bulanan (mtm). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, rata-rata harga beras di penggilingan naik 27,43%.

Di tingkat grosir, rata-rata harga beras pada September 2023 naik 6,29% secara bulanan (mtm) dan naik 21,02% secara tahunan (yoy). Sementara di tingkat eceran sudah naik 5,61% secara bulanan (mtm) dan naik 18,44% secara tahunan (yoy).

"Kenaikan harga beras yang cukup tajam terjadi di sentra-sentra produksi padi nasional seperti di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Hal ini juga mengindikasikan terjadinya penurunan pasokan beras akibat penurunan produksi padi di provinsi-provinsi sentra produksi tersebut," jelas Amalia.

Berdasarkan pantauan di Panel Harga Badan Pangan pada Senin (2/10), harga beras medium sudah tembus Rp 13.280/kg. Sementara beras premium tembus Rp 14.880/kg.

Beras Mahal Jadi Berkah Petani

Harga beras yang mahal di pasaran tidak terlepas dari kenaikan harga gabah di tingkat petani. Hal ini menjadi rezeki nomplok buat petani karena penghasilan atau indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan.

"Kenaikan harga gabah yang terjadi ini berdampak pada peningkatan indeks yang diterima oleh petani subsektor tanaman pangan dan oleh petani nasional," kata Amalia.

Amalia mengatakan indeks yang diterima petani pada September 2023 mengalami kenaikan sebesar 2,27%. Kenaikan itu merupakan yang tertinggi sepanjang 2023.

"Andil peningkatan harga gabah terhadap perubahan It dibanding bulan sebelumnya mencapai 1,84%. Andil ini juga merupakan yang tertinggi sepanjang 2023," tambahnya.

Sejalan dengan itu, Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2023 tercatat sebesar 114,14 atau naik 2,05% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 2,27%, lebih tinggi dibandingkan indeks harga bayar petani yang hanya naik 0,21%.

Berdasarkan data BPS, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada September 2023 mengalami kenaikan sebesar 11,69% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu (yoy), rata-rata harga GKP naik 26,70%.

Sementara itu, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani naik 9,26% secara bulanan (mtm) dan naik 27,31% secara tahunan (yoy).

(aid/rrd)

Hide Ads