Sebesar Ini Utang Ghana Sampai Bikin Negara Bangkrut

Sebesar Ini Utang Ghana Sampai Bikin Negara Bangkrut

Dike Rani Feirisa - detikFinance
Selasa, 03 Okt 2023 14:29 WIB
Oliver Barker-Vormawor, a political activist, addresses demonstrators during a third day of anti-government protests amid police arrests and obstruction in Accra, Ghana, September 23, 2023. REUTERS/Francis Kokoroko
Foto: REUTERS/Francis Kokoroko
Jakarta -

Pemerintah Ghana telah resmi menyatakan kebangkrutan. Ghana gagal membayar utang miliaran dolar kepada kreditur internasional. Presiden Nana Akufo-Addo mau tidak mau harus menyetujui pinjaman US$ 3 miliar atau setara Rp 46,79 triliun (kurs Rp 15.585) kepada International Monetary Fund (IMF).

Hal tersebut membantu menjelaskan krisis keuangan Ghana, di mana pemerintah berutang miliaran dolar kepada para kontraktor asing. Utang tersebut dianggap sebagai utang yang serius karena Ghana sampai mengalami kebangkrutan.

Lantas, berapakah utang yang dimiliki Ghana? Melansir The New York Times, Selasa (3/10/2023), pada 2022, Pemerintah Ghana mencatat utang luar negeri Ghana mencapai 88,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada akhir tahun 2022, Pemerintah Ghana berutang sebesar US$ 63,3 miliar atau setara Rp 986,53 triliun ke kreditor asing dan juga kepada pemberi pinjaman dalam negeri, seperti dana pensiun, perusahaan asuransi, dan bank lokal.

Lalu menurut data dari Trading Economics, utang luar negeri Ghana per akhir tahun 2022 mencapai US$ 29,1 miliar atau setara Rp 454,59 triliun. Jumlah utang tersebut meningkat dibanding kuartal ketiga tahun 2022, di mana jumlahnya sekitar US$ 28,4 miliar atau setara Rp 442,97 triliun.

ADVERTISEMENT

Utang-utang tersebut di antaranya berasal dari utang Pemerintah Ghana kepada perusahaan konstruksi Ghana. Emmanuel Cherry, selaku kepala eksekutif perusahaan tersebut menyatakan bahwa pemerintah Ghana masih berutang kepada perusahaannya sebesar US$ 1,3 miliar atau setara Rp 20,26 triliun.

Selain itu, Pemerintah Ghana juga berutang kepada sebuah perusahaan listrik independen sebesar US$ 1,58 miliar atau setara Rp 24,62 triliun. Kondisi ini membuat Ghana berada dalam bahaya pemadaman listrik yang meluas.

Kali ini merupakan kali ke-17 Ghana meminta dana ke IMF sejak negara tersebut memperoleh kemerdekaan pada tahun 1957. Krisis yang dialami Ghana sebagian disebabkan oleh pandemi COVID-19, invasi Rusia ke Ukraina, dan harga pangan serta bahan bakar yang lebih tinggi.

Lihat juga Video 'Asal Pasukan Dansa Peti Mati Ghana yang Viral':

[Gambas:Video 20detik]



(fdl/fdl)

Hide Ads