Omzet Pedagang Cipadu Terjun Bebas! Sehari Cuma Dapat Segini

Omzet Pedagang Cipadu Terjun Bebas! Sehari Cuma Dapat Segini

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 03 Okt 2023 15:36 WIB
Pasar Cipadu
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Omzet pedagang di Pasar Cipadu, Tangerang, Banten terus merosot dari hari ke hari. Bahkan salah seorang penjual bahan pakaian mengalami kemerosotan omzet hingga 80% lebih.

Ferdian (52) yang sudah menjual berbagai kain bahan pakaian di pasar ini selama 22 tahun mengaku kondisi pasar yang sangat sepi ini membuat hasil jualannya hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari. Bahkan saat berbincang dengan detikcom siang ini, ia mengaku belum mendapat pembeli sama sekali.

"Ya kalau untuk sekarang (hari ini) belum ada penglaris. Biasanya ada penglaris cuma ya hanya untuk hidup lah, bertahan kekmana bertahan hidup," kata Ferdian kepada detikcom di Pasar Cipadu, Selasa (3/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pusat tekstil di Kota Tangerang yang kini sepi membuat omzet penjualannya terjun bebas hingga lebih dari 80%. Bahkan Ferdian mengaku hasil penjualan hariannya dapat dengan mudah mencapai Rp 5 juta, namun saat ini hanya di kisaran Rp 500 ribu saja sudah sangat susah.

"(Omzet) bukan turun lagi. Kalau kita dagang sekarang ya untuk biaya hidup. Kalau persen ya di atas 80% lah. Dulu nyari duit Rp 5 juta sehari dah enak ya (mudah), sekarang cari duit Rp 500 ribu aja susah," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Hal serupa juga dirasakan oleh pemilik toko kain lain, Ifrizal (53). Ia mengatakan penurunan jumlah pengunjung sudah melandai sejak pandemi hingga saat ini, dan membuat omzet dagangannya turun hingga 60%.

"Ya pasti kalau pasar sepi pasti ada penurunan Omzet, sekitar 60% nan lah. Yang penting nutupin buat anggota (karyawan) buat di rumah cukup. Tapi saya pribadi, seperti orang-orang saya dengar sepinya sampai nggak ada penglaris, kalau saya pribadi sehari-hari Alhamdullilah nggak ada yang sampai ngeluarin duit kantong (rugi)," ungkap Ifrizal.

Beruntung, dalam sehari ia mengaku masih meraih omzet di atas Rp 5 juta sehari. Bila di bawah itu, terlebih saat di kisaran Rp 1 juta sehari, ia akan rugi mengingat tokonya mempekerjakan 5 orang pegawai.

"Rp 5 jutaan sehari ada. Kalau Rp 1 juta (sehari) saya rugi, karena karyawan saja ada 5. Kalau Rp 1 juta itu istilahnya buat operasional belum ini (nutup)," ujarnya.

Ifrizal mengaku kondisi ini masih bisa ia pertahankan berkat adanya sejumlah pedagang online yang membeli bahan kerudung di tokonya. Dari sana para penjual online ini memberi merek dan memasarkan produknya sendiri.

"Kalau di saya banyak yang jual kerudung gini, yang belanja tuh orang online lagi. Iya belanja barang di saya tinggal kasih merek dia jual online lagi," ungkapnya.

Selain itu Ifrizal juga mengaku masih memiliki sejumlah langganan yang masih sering memesan kain dari tokonya. Pemesanan biasanya dilakukan via telepon atau pesan WA.

Namun karena hal ini, banyak pembeli yang hanya memesan bahan yang mereka butuhkan saja. Lebih jauh, saat ditawari kain atau bahan lain banyak langganannya yang menolak untuk tambah pesanan.

"Kalau sekarang patokan pengunjung kita sudah nggak bisa dari ramai-sepinya sih, karena sistem dagang sekarang kan beda. Kalau yang sudah pernah datang ke sini mereka minta nomor kontak, buat berikutnya kadang mereka (pesan) tinggal telepon atau WA, dia transfer kita kirim," tutur Ifrizal.

"Nah kekurangannya kalau nggak datang langsung... kalau datang langsung mungkin mereka melihat barang kita yang lain. Carinya A, mungkin bisa dia beli B, beli C gitu. Tapi kalau dah pesan itu dia butuhnya apa, itu doang, dan kita tawari yang lain dia nggak berani beli karena nggak melihat fisik kan," jelasnya lagi.

Simak juga Video 'Mengulik Aturan Baru Dagang di Toko Online':

[Gambas:Video 20detik]



(fdl/fdl)

Hide Ads