Pusat Grosir Cililitan (PGC) Jakarta Timur sepi pembeli. Pantauan detikcom di lokasi, Rabu (3/10/2023), kondisi ini dimulai dari lantai dasar di mana sekitar lima belas gerai terlihat tutup. Semakin sepi ketika naik ke lantai satu, hanya beberapa toko pakaian yang masih buka. Akibatnya, lantai dua terlihat lebih gelap dibandingkan lantai pertama.
detikcom mendatangi salah satu pedagang di lantai tersebut, Dela. Dia mengatakan sudah berdagang di PGC sejak tahun 2014.
Menurutnya, banyaknya toko yang tutup tersebut dikarenakan tidak sanggup membayar sewa. Belum lagi pembeli yang semakin sepi sejak pandemi. Sepinya di pusat grosir tersebut berdampak pada turunnya omset pedagang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beda dong (omset) sejak COVID-19. Sebelum COVID-19, baju bisa terjual empat, lima, kalau sekarang satu aja ya susah," katanya kepada detikcom, Rabu (3/10/2023).
Dia juga menambahkan penghasilan selama sebulan dari dagangannya saja tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi dia harus juga membayar listrik tokonya.
"Saya makan sehari-hari dari baju nggak dapat. Ya cuma numpang lewat doang belum buat kos, buat makan. Bayar listrik aja nggak ada, pake uang pribadi," jelasnya.
Kepada detikcom, Dela menunjukkan tagihan listriknya sebesar Rp 776.000. Dia menjelaskan jika membayar telat sehari saja, lampu di tokonya akan dipadamkan.
"Wah nggak bisa dipastikan lagi. Bayar listrik minimal Rp 800 an. Ada juga yang sejuta lebih. Belum bayar sewanya. Untung aja ini punya sendiri, punya saudara. Jadi bisa mengerti kenapa sepi," imbuhnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Ria. Perempuan yang sudah berjualan sejak lima belas tahun lalu itu mengaku omzet untuk sebulan hanya bisa Rp 1 jutaan saat ini.
"Sejak COVID-19 sudah sepi. Kalau sepi omzet Rp 1 jutaan," katanya.
Meski begitu, tokonya sempat ramai jika di hari-hari tertentu, misalnya Hari Batik Nasional atau wisuda.
"Ramai kalau kayak kemarin, pas Hari Batik atau wisuda. Kita kan jualannya batik fesyen ya," imbuhnya.
Walaupun sepi pembeli, ia tetap ada kemauan untuk berjualan. Menurutnya, rezeki sudah ada yang mengatur. Jika saatnya ramai, juga akan ramai sendiri.
(kil/kil)