Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan ada harta karun baru di dunia modern. Dia menjelaskan di dunia digital, data dan informasi soal akses pasar di sebuah negara menjadi komoditas emas berlian baru.
Pasalnya, data akses pasar tersebut bisa saja digunakan untuk mengarahkan haluan politik suatu negara. Apalagi didukung dengan elemen kemajuan teknologi macam artificial intelligence (AI), big data analytic, hingga machine learning.
"Data dan informasi soal akses pasar itu adalah emas berliannya dunia digital. Karena sekarang ini eranya AI, eranya big data analytic, eranya machine learning. Bahkan tadi kalau itu sudah bisa masuk ke unsur politik bisa mengarahkannya, itu hanya bermodalkan data dan informasi," ungkap Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Lemnahas RI, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aset digital semacam data akses pasar seperti ini menurut Jokowi harus diproteksi ketat. Jokowi mengaku ada pakar digital membisikinya bila data-data akses pasar seperti ini tidak dijaga, bisa saja data-data itu disalahgunakan untuk tujuan penentuan presiden secara curang di pemilihan umum.
"Ada yang menyampaikan pakar digital kita membisiki saya, 'pak ini hati-hati kalau kita tidak proteksi data-data digital kita bisa-bisa nanti 2029 yang menentukan Presiden itu mereka. Betapa sangat berbahayanya, yang namanya perilaku konsumen, perilaku masyarakat itu bisa di-detect dengan sangat akurat," beber Jokowi.
Jokowi juga mengaku kaget ada salah satu aplikasi di Indonesia dari luar negeri yang bisa memegang data-data soal perilaku konsumen di Indonesia. Bahkan, sudah ada 123 juta orang yang menggunakan aplikasi itu cuma dalam hitungan bulan.
Dia tak mau menyebut aplikasi apa yang dimaksud. Yang jelas Jokowi mengatakan pemerintah sudah mengeluarkan regulasi untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan aplikasi tersebut, meskipun regulasi itu dinilai Jokowi terlambat.
"Saya kaget kemarin setelah rapat disampaikan kepada saya hanya waktu sebulan saja, nggak usah disebutkan aplikasi apa lah. Sudah ada 123 juta orang masuk ke aplikasi itu hanya dalam hitungan bulan. Karena pembeliannya masif sekali," papar Jokowi.
"Artinya apa? Perilaku konsumen kita sudah dipegang, mood-nya mau ke mana dipegang, arahnya ke mana sudah bisa ditebak dan kita terlambat," pungkasnya.
Lihat juga Video 'Jokowi: UMKM Kita Harus Dipayungi dari Terjangan Dunia Digital':