Jaga Persaingan Sehat, Menkominfo Dorong Merger Smartfren-XL Axiata

Jaga Persaingan Sehat, Menkominfo Dorong Merger Smartfren-XL Axiata

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 04 Okt 2023 16:05 WIB
Menkominfo Budi Arie Setiadi
Menkominfo Budi Arie Setiadi. (Foto: detikINET/Agus Tri Haryanto)
Jakarta -

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi buka-bukaan terkait dengan wacana peleburan atau merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Menurutnya, rencana ini perlu dilakukan.

Budi Arie menilai, ekosistem operator seluler yang sehat seharusnya maksimal terdiri atas tiga pemain. Sementara di Indonesia sendiri saat ini ada empat pemain, antara lain XL Axiata, Smartfren Telecom, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Indosat Tbk (ISAT).

"Industri telekomunikasi ini kan harus sehat. Dan dari hasil kajian kami untuk sehat itu paling banyak tiga pemain, bukan empat. Jadi pemerintah bukan maksa, mengimbau. Karena kalau kita cuman tiga operator persaingannya sehat," katanya, saat ditemui usai acara Munassus Japnas di RA Suites Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, dengan tiga operator seluler, akan membuat persaingannta lebih sehat. Konsumen akan tetap diuntungkan, begitu pula dengan operator yang tak perlu repot-repot banting harga. Seiring dengan penyehatan ekosistem operator seluler, juga akan terus didorong untuk peningkatakn kualitas jaringan internet di Tanah Air.

"Ini kan kecepatan internet kita harus kita tingkatkan, jadi ekosistem di operator seluler ini harus sehat. Kita udah lihat contoh beberapa negara tiga operator," ujar Budi Arie.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, ia menekankan bahwa pihalnya tidak memaksa realisasi merger ini melainkan hanya mengimbau. Persoalan merger ini diserahkan sepenuhnya kepada kedua perusahaan sebagai suatu proses bisnis. Kominfo sendiri telah menjalin komunikasi dengan kedua belah pihak.

"Kita sudah berkomunikasi dengan mereka. Silahkan selesaikan. Kita kan (Kominfo) cuma, kita nggak mengawinkan paksa, memang jaman siti nurbaya sama datuk maringgih? Kita cuma mengimbau, prosesnya kan B2B," kata Budi Arie.

"Mereka sedang bernegosiasi. Pokoknya merger XL atau siapapun, ini bukan kawin paksa, yang penting kita imbau ekosistem telekomunikasi industri kita sehat," pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Bloomberg melaporkan operator nirkabel terbesar di Malaysia, Axiata Group Bhd dan konglomerat Indonesia PT Sinar Mas Group melakukan pembicaraan yang mengarah pada penggabungan operasi telekomunikasi mereka di Indonesia.

XL Axiata pun telah buka suara soal wacana peleburan atau merger dengan Smartfren Telecom. Corporate Secretary XL Axiata Ranty Astari Rachman menjelaskan, sampai saat ini tidak ada transaksi terkait rencana tersebut.

"Dapat kami sampaikan bahwa sampai dengan penjelasan ini disampaikan, tidak terdapat transaksi terkait dengan rencana merger yang dilakukan oleh PT XL Axiata Tbk (Perseroan) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN)," katanya dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (9/8/2023).

Ia menjelaskan, dalam melaksanakan rencana transaksi atau aksi korporasi, Perseroan akan senantiasa memperhatikan dan memenuhi kewajiban-kewajiban yang perlu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk diantaranya ketentuan di bidang pasar modal.

Sementara itu, FREN juga telah menanggapi adanya wacana merger ini. Perusahaan menyebut pihaknya terbuka untuk melakukan pembicaraan mengenai rencana konsolidasi dengan pelaku industri lain, yang bertujuan untuk efisiensi operasional, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

"Namun demikian sampai dengan saat ini, tidak ada informasi/kejadian yang dapat diumumkan kepada publik, dan FREN akan mematuhi peraturan yang berlaku mengenai keterbukaan informasi," tulis perusahaan dalam keterbukaan informasi.

(shc/das)

Hide Ads