El Nino dan fenomena alam lainnya telah menyebabkan cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Indonesia. Kondisi ini membahayakan sektor pertanian dan ketahanan pangan.
Dalam upaya untuk menemukan solusi masalah, sejumlah ilmuwan berusaha mengembangkan teknologi baru yang dapat meningkatkan ketahanan pangan. Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi merupakan salah satu pencipta teknologi Agrokonservasi Biosoildam MA-11 yang berusaha mengatasi masalah ini.
Dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (7/10/2023), teknologi ini dirancang untuk meningkatkan hasil panen meskipun cuaca ekstrem. Hasil panen dapat meningkat hingga dua kali lipat, biaya produksi dapat dikurangi hingga 70%, dan tanah dapat dilindungi dari racun kimia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nugroho menerima Penghargaan Kalpataru 2023 sebagai pengakuan atas peran pentingnya dalam mengimbangi produktivitas ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Nugroho mengajar teknik di Universitas Wahid Hasyim dan juga bertanggung jawab sebagai ketua Yayasan ANSA untuk Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE), yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
El Nino diperkirakan berlangsung secara moderat hingga akhir Oktober, sebelum beralih ke musim hujan pada November. El Nino diprediksi berlangsung secara moderat hingga akhir tahun, melemah pada Februari-Maret, dan berakhir pada Maret.
Namun, angin muson dari arah Asia diharapkan dapat membawa hujan mulai November. Ini berarti bahwa pengaruh El Nino akan berkurang secara bertahap, dengan sebagian besar dampaknya diharapkan teratasi pada November.
(ily/ara)