.webp)
Jalur Gaza kembali memanas. Israel telah secara resmi mendeklarasikan perang dan melakukan operasi militer besar-besaran setelah Hamas melakukan serangan mendadak.
Konflik terbaru ini menimbulkan kekhawatiran perang akan terjadi lebih dahsyat lagi. Apalagi Israel sudah menunjukkan keseriusannya untuk melakukan operasi militer di Gaza.
Sebagai sebuah negara dengan kekuatan militer yang tinggi, Israel juga ditopang dengan perekonomian yang cukup baik. Lantas bagaimana kondisi ekonomi Israel?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari data worldbank.org, Senin (10/9/2023), tercatat produk domestik bruto (PDB) Israel periode 2022 sebesar US$ 522,03 miliar dan PDB per kapita US$ 54,65 miliar. Pertumbuhan PDB Israel pada 2022 tercatat 6,5%, pengangguran 3,5% dari total jumlah penduduk, dan inflasi per 2022 4,4%.
Dikutip dari laman International Monetary Fund (IMF), disebutkan pertumbuhan ekonomi Israel didorong oleh permintaan domestik, peningkatan investasi dan konsumsi, serta kontribusi minimal dari pemerintah. Rasio utang terhadap PDB turun menjadi sekitar 61% didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat dan kebijakan fiskal yang hati-hati.
Inflasi yang tinggi disebabkan Bank Sentral Israel yang menerapkan kebijakan pengetatan moneter untuk mengendalikan tingkat inflasi.
Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Israel akan melambat pada tahun 2023 menjadi sekitar 2,5% pada tahun 2023. Hal ini disebabkan daya beli rumah tangga melemah dan perusahaan mengetatkan soal investasi. Sementara itu, pasar tenaga kerja diperkirakan akan tetap ketat dan tingkat pengangguran sedikit meningkat.
Lihat juga Video 'Lebih dari Seribu Orang Tewas Akibat Hamas-Israel Memanas':
